Saturday 25 May 2013

Benih Korupsi

Posted By: Unknown - 8:03 pm

Share

& Comment

Korupsi, apa yang muncul dalam benak kita ketika mendengar kata tersebut? Anggaran, KPK, Hambalang, ataukah Nazarudin. Kata yang sebenarnya berlainan namun dewasa ini sangat berkaitan erat.

Korupsi tak henti – henti nya terjadi di negeri ini. Sampai bosan tiap hari kita disuguhi berbagai macam pemberitaan tentang korupsi, baik di media massa cetak maupun elektronik.

Perilaku korupsi ibarat penyakit kronis yang sangat menghambat hasrat bangsa kita untuk menjadi bangsa yang maju. Susah memang menyembuhkan, tetapi bukan suatu hal yang mustahil. Harapan masih tersimpan, tergantung seberapa besar kesadaran diri kita untuk berubah.

Dalam kontek subyek perilaku korupsi, hampir tak ada lini yang tidak ikut terlibat. Dari Menpora yang terseret kasus hambalang, Walikota Semarang, Soemarmo yang tersangkut korupsi APBD tahun 2012, sampai kementrian agama pun tak luput dari sorotan KPK.

Mungkin terlalu jauh juga kita melihat, coba lah lihat lebih dekat lagi. Bukan teman, bukan juga orang lain, melainkan diri kita sendiri. Mengenai status kita sebagai mahasiswa. Yang mana di pundak inilah masa depan bangsa dibebankan.

Sudahkah perilaku kita bebas korupsi? Jika sudah, mungkin kita harus berfikir lagi. Saat mengerjakan tugas kuliah, apakah kita sudah mengerjakannya sendiri?. Atau mungkin kita lebih suka copy kerjaan orang lain dan paste hasil tersebut kedalam lembar jawab kita. Tak ada yang diganti kecuali nama dan nim kita.

Padahal dari tugas itulah kita akan lebih memahami materi apa yang telah disampaikan dosen kita. Jika kita lebih suka copas sama artinya kita membuang sia – sia ilmu yang hendak diajarkan dosen tersebut kepada kita.

Belum lagi mental psikologi kita akan bermasalah. Mungkin belum kita sadari dari mana sifat malas, pengecut dan kurang percaya diri kita berasal. Salah satu nya dari hal tersebut (budaya copas).

Saat ujian baik itu UAS, UTS maupun kuis, apakah kita mengerjakannya dengan kemampuan kita sendiri?. Mungkin kita lebih suka mencontek atau bertanya kepada teman sebelah. Padahal sudah dihimbau oleh dosen untuk mengerjakan secara mandiri.

Tanpa kita sadari, praktek mencontek ataupun kerjasama saat ujian merupakan kejahatan besar dalam dunia pendidikan. Berawal dari itulah benih – benih korupsi tumbuh subur didalam benak kita. Seolah – olah kita membenarkan adanya pelanggaran hukum.

Lalu apa bedanya kita dengan Nazarudin? Nazarudin melanggar hukum tender proyek dan mendapat keuntungan material. Sedang kita (mahasiswa yang suka mencontek) melanggar hukum tata cara ujian dan mendapat keuntungan nilai bagus. 

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.