Monday 30 December 2013

Bre-X : Sebungkah Emas di Kaki Pelangi

Posted By: Unknown - 3:18 pm

Share

& Comment

Jika saya berkata “maknyuss” apa yang anda fikirkan? Pasti pak Bondan Winarno. Pria kelahiran Surabaya 63 tahun silam merupakan seorang penggila kuliner dan namanya melambung saat membawakan acara wisata kuliner di Trans TV. Namun ada fakta unik dari seorang Bondan Winarno, tahukah anda jika Bondan adalah seorang penulis dan wartawan?.

Di dunia tata boga, lulusan Arsitektur Undip ini ahlinya, dia mempelopori dan pernah menjadi ketua komunitas Jalansutra, sebuah komunitas wisata kuliner yang cukup eksis di Indonesia. Siapa sangka, di dunia jurnalisme, nama Bondan Winarno juga cukup tersohor. Berkat salah satu buku investigasi karangannya, Bre-X, ia masuk kedalam jajaran wartawan top Indonesia.

Karena sampai sekarang bisa dihitung dengan jari, seberapa banyak wartawan yang mau menggeluti jurnalisme sejauh Bondan Winarno. Dalam penyusunan bukunya memperlukan waktu hingga 10 minggu dan melintasi berbagai Negara, sampai ke negeri Kanada dan Filipina. Tak terhitung berapa rupiah, tenaga dan waktu yang telah dikeluarkan untuk menyelesaikan investigasi tersebut.

Bre-X, sebungkah emas dikaki pelangi. Mengisahkan sebuah kasus penipuan Michael De Guzman, seorang manajer eksplorasi tambang PT Bre X Corp. Saat proses penelitian kandungan emas di daerah Busang, Kalimantan Timur, ia melumuri mata bor dengan biji emas, seolah – olah kandungan emas di dalamnya sangat banyak, bahkan terbesar didunia.

Setelah hasil penelitian tersebut di umumkan ke pasar modal, akhirnya saham Bre X selaku pemilik hak penelitian melambung jauh beratus kali lipat. Banyak investor yang menawarkan bantuan dana ke Bre X untuk segera melakukan eksplorasi. De Guzman sukses, uang melimpah dari investor dan penjualan sebagian saham Bre X telah ia dapatkan.

Keanehan terjadi, muncul pemberitaan bahwa De Guzman telah dibunuh, pertanyaannya apa yang membuat orang bunuh diri di puncak karir?. Pertanyaan besar di benak Bondan. Sebuah fakta terkuak, ternyata eksplorasi Bre X di Busang tidak membuahkan hasil, selama beberapa waktu, emas tak kunjung di dapat. Jelas, De Guzman terbukti berbohong.

Bondan makin kuat menduga jika De Guzman telah mempersiapkan skenario untuk menghadapi tuntutan investor dan pemerintah Indonesia atas pembohongannya. Dia membunuh seseorang di sebuah hutan Kalimantan, dan ia bersekongkol dengan beberapa orang agar meyakinkan bahwa yang mati tersebut adalah dirinya. Dengan begitu, jika emas tidak ditemukan, ia akan bebas dari jerat hukum.

Insting Bondan sebagai wartawan cukup tajam. Ia berangkat ke Kalimantan dan mengecek mayat yang di yakini De Guzman. Bondan coba menganalisa, bagaimana mungkin mayat yang dikatakan sebagai seorang yang bunuh diri dari ketinggian 800 meter tidak hancur. Bentuk hutan Kalimantan seperti brokoli, jika memang De Guzman jatuh dari Helikopter, seharusnya mayatnya tersangkut di pohon, tidak sampai jatuh di rawa.

Ada sebuah cerita dari teman sekamar De Guzman, bahwa sang geologis memiliki gigi palsu dan mencopotnya ketika hendak tidur malam. Penasaran, Bondan terbang ke Filipina dan menemui keluarga De Guzman disana. Ia menanyakan apakah mayat tersebut memiliki gigi palsu atau tidak. Ternyata tidak, benar dugaannya, yang mati bukanlah De Guzman.

Sampai sekarang keberadaan De Guzman tak diketahui. Kabar terakhir ia peroleh dari Geni, salah satu istri De Guzman. Ia mengaku bahwa ia masih kerap mendapatkan sejumlah uang dari rekening De Guzman. Karena Geni asli dayak, ia melakukan ritual panggil roh, ternyata roh De Guzman tidak datang. Geni semakin yakin, bahwa suaminya itu masih hidup. Mungkin De Guzman sedang menikmati kopi dan liburan saat Bondan sedang menyelidiki kasusnya.

Secara tidak langsung, kasus pembohongan ini mencoreng nama baik Indonesia dimata dunia. Bagaimana bisa Indonesia mengeluarkan ijin kepada perusahaan asing untuk mengeksplorasi kekayaan alam milik-nya, sedang pemerintah tidak ikut dalam penelitian. Jika pemerintah ikut berarti juga ikut berbohong? Tidak mungkin.

Dari kasus Bre X, investor dan perusahaan tambang mineral dunia bisa mengetahui bahwa Negara kita merupakan Negara yang tak mengetahui kekayaan alam apa yang dimiliki. Selain itu, kerugian besar juga dialami oleh pemegang saham yang jumlahnya sangat banyak. Dua hal yang membuat Bondan merasa sedih.




About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.