Saturday 28 December 2013

Sapi-pun ber-toleransi

Posted By: Unknown - 10:26 pm

Share

& Comment

Namaku wahyu, seorang anak muda dari desa yang merantau jauh ke kota. Bukan mencari kerja, aku masih kuliah. Hampir empat tahun sudah aku menghabiskan waktu di Semarang.

Dirumah aku memiliki enam ekor hewan ternak, pertama ada sapi, kambing jantan, kambing betina, kerbau jantan, kerbau betina dan domba . Cukup ramai rumahku saat mereka kumpul bersama. Aku menyebut mereka ber-enam sebagai keluarga besar.

Sama seperti bangsaku, keluarga besar yang terdiri dari enam agama, ada Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu. Mereka berbeda – beda, seperti halnya sapi dan kambing jantan, kambing betina dan kerbau jantan, maupun kerbau betina dan domba. Tetapi mereka masih satu macam, yaitu agama resmi Negara Indonesia.

Salut buat hewan ternak milikku, mereka hidup berdampingan, mereka tak saling makan karena mereka semua herbivora. Begitu pun semua agama di negeriku, mereka tak saling bermusuhan, karena mereka semua memiliki ajaran kepada kebaikan.

Suatu ketika aku ingin membajak sawah, aku ajak kerbau jantan bekerja. Seharian aku membajak sawah sampai lupa mencari rumput makan mereka. Aku lupa, stok rumput hanya cukup untuk hari ini. Padahal si kerbau jantan terlihat lapar karena belum makan sedari siang.

Sore itu aku tengok kandang mereka ber-enam biasa makan. Aku lega, mereka berlima tak menghabiskan rumput hari ini, mereka menyisakan seperenam lebih rumput segar untuk si kerbau jantan. Karena mereka tahu bagaimana lelahnya kerbau jantan membantuku membajak. Mereka saling memahami dan membantu satu sama lain.

Seperti itu juga harapanku, keberbedaan kita jadikan lecutan semangat untuk saling memahami dan membantu satu sama lain, dalam balutan nilai toleransi.

Suatu ketika, aku mencukur bulu domba yang sudah lebat. Memberikan nutrisi tambahan kepada kerbau jantan. Memanjakan kerbau betina. Membelikan lonceng kepada sapi. Mengakrabkan kambing jantan dan betina agar mau menikah dan berketurunan. Mereka semua membutuhkan perlakuan yang berbeda – beda. Sesuai apa yang mereka inginkan dan butuhkan.


Seperti itu juga ke-enam agama di negeriku, mereka membutuhkan perlakuan lembut sesuai apa yang mereka butuhkan. Itulah toleransi, saling menghargai apa yang masing – masing mereka butuhkan, tanpa melukai hati dan hak satu sama lain.

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.