Sunday 29 December 2013

Media dan Politik Pemilik Modal

Posted By: Unknown - 10:55 pm

Share

& Comment

Ical sering bernostalgia dengan partai Golkar di Antv dan TVOne. Iya rajin mengisi iklan dengan sejuta retorika. Tak mau kalah, Surya Paloh menyisipkan berita kegiatan partai Nasdem di dalam redaksi pemberitaan Metro TV. Tak mau kalah, bos MNC membuat gebrakan kuis rekayasa bernama kuis kebangsaan dan kuis Indonesia cerdas.

Seperti itu lah media di Indonesia. Semua berpatokan pada uang, rating dan kekuasaan, tak lagi mencerdaskan masyarakat. Sisi jurnalisme mulai tergusur oleh pengaruh sang pemilik modal. Kadang mereka bisa mencampuri ruang redaksi, yang harusnya suci dari pengaruh apapun. Coba kita lihat bagaimana kondisi pemberitaan di media yang dimiliki oleh seorang politikus.

Viva Grup, merupakan induk dari portal berita online vivanews dan dua stasiun televisi, Antv dan TVOne, milik Bakrie. Ambil contoh, bagaimana TVOne meliput kejadian lumpur Lapindo beberapa waktu lalu. Dalam pemilihan kata dalam pemberitaan, mereka tak menggunakan kata “Lumpur Lapindo”, lebih memilih “Lumpur Porong”. Karena terjadi di Porong, Sidoarjo.

Penggunaan kata Lapindo akan berarti sebuah blunder, karena Bakrie memiliki saham besar di perusahaan tersebut. Tentu mereka memilh menjaga perasaan sang pemilik daripada mengungkap kebenaran yang terjadi lapangan. Laiknya budak, mereka takut dikeluarkan jika bertentangan dengan keinginan pemilik modal. Walau bertentangan dengan fakta sekalipun.

Surat kabar Media Indonesia dan stasiun MetroTV pun demikian. Media milik surya paloh tersebut turut mempelopori penyisipan kegiatan partai dan tokoh bersangkutan kedalam redaksi pemberitaan. Ciri khas editorialnya ialah menjelek – jelekkan pemerintah pimpinan SBY dan mengkebiri elektabilitas partai khususnya Demokrat.

Sedikit kreatif, bos MNC memainkan peran media untuk menaikkan elektabilitas dirinya dan Wiranto melalui penayangan iklan kampanye terselubung, mereka hendak mengangkat citra partai Hanura bentukan Wiranto. Demi menggaet hati masyarakat, mereka mengimingi masyarakat dengan kuis berhadiah. Kuis kebangsaan di RCTI, dan kuis Indonesia cerdas di Global TV.

Kasus memalukan terjadi beberapa waktu lalu, terbongkarnya rekayasa kuis tersebut karena ulah seorang penelfon awam. Ia mengatakan jawaban lebih awal, padahal pertanyaan belum juga diajukan. Sungguh sebuah pembohongan besar.


Kurang lebih seperti itulah gambaran singkat bagaimana pemilik modal memainkan redaksional suatu media massa. Kebenaran masyarakat dan realita lapangan terpinggirkan oleh kepentingan pemilik modal. Akhirnya, media akan menyerupakan diri sesuai pemilik modal.

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.