Friday 20 December 2013

Memahami Reportase

Posted By: Unknown - 4:52 pm

Share

& Comment

Reportase Lapangan
Pimpinan Redaksi LPM Momentum Fakultas Teknik 2013
Sebelum mengenal lebih jauh, kita harus tahu apa arti reportase tersebut. Reportase adalah aktivitas atau kegiatan dari reporter/jurnalis untuk turun ke lapangan melakukan observasi langsung dan tidak langsung, mengumpulkan fakta-fakta dan data mengenai sebuah peristiwa/isu yang sedang terjadi, kemudian merangkai menjadi sebuah bahan laporan/tulisan.
Jadi, seorang jurnalis yang handal akan selalu memiliki cara dan strategi yang jitu bagaimana menghasilkan karya jurnalistik yang dibaca publik, dan memberi dampak.
Berikut adalah cara seorang jurnalis membuat sebuah karya jurnalistik yang bermutu :
1.      Persiapan
Menyusun TOR atau rencana liputan yang matang yang didukung, data/informasi, narasumber yang akan diwawancarai, waktu peliputan yang jelas. 

Redaktur Pelaksana
      2.       Terjun ke lapangan
       ·   Observasi : Melihat langsung fakta di lapangan dengan menggunakan seluruh pancaindera (bukan kerja dibalik meja/depan komputer).
        ·   Wawancara - interview dengan narasumber yang tepat. 
     ·  Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
           ·      Menulis laporan – untuk bahan berita. 

      3.      Menulis artikel sesuai data lapangan
Menulis artikel atau berita adalah hasil akhir dalam suatu reportase. Bagus tidaknya sangat tergantung pada persiapan dan saat terjun ke lapangan. 

Verifikasi
Dalam peliputan berita, satu hal diluar deadline, yang harus diperhatikan baik – baik adalah verifikasi kebenaran suatu pernyataan. Fakta yang diperoleh di lapangan kadang-kadang membutuhkan follow up atau verifikasi. Misalnya, keterangan pers pejabat/aparat penegak hukum tentang suatu peristiwa.

Contoh kasus :
“4 tahanan yang dibunuh di LP Cebongan. Perlu ditelusuri siapa pelakunya. Awalnya Kopassus tidak mengaku, pangdam tegaskan tidak ada keterlibatan TNI – akhirnya mengaku.”

Seringkali keterangan pejabat/aparat penegak hukum isinya tidak lengkap/jelas/sepotong-sepotong, bahkan beberapa diragukan kebenarannya. Maka, wartawan yang profesional tidak akan menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh.
Berikut ada beberapa Tips menarik menanggapi permasalahan tersebut.
·         Tetap harus skeptis/kritis bahkan waspada terhadap informasi yang diperoleh.
·         Menggali kedalaman informasi dan menguji kebenaran.
·         Check and re-check kalau perlu triple cek untuk suatu kejadian atau informasi yang simpang siur.
·         Hati-hati dengan data angka (akurat, akurat, dan akurat).
Dalam kegiatan pencarian fakta tetaplah berpegang pada prinsip 5 W + 1 H and so what. Betul dipastikan apa peristiwa yang terjadi, siapa yang terlibat, kapan persisnya peristiwa terjadi, di mana lokasinya, kenapa hal itu terjadi, bagaimana rangkaian kejadiannya, dan selanjutnya bagaimana.
Kendala Peliputan :
A.     Deadline
B.     Kesulitan  menemukan lokasi kejadian perkara/tempat peristiwa terjadi
C.     Kesulitan menembus narasumber
D.     Terhalang prosedur/birokrasi
Tips peliputan. Informasi yang baik itu semestinya yang On the record. Apa maksudnya? maksudnya sumber atau nama pemberi informasi tetap ditampilkan, sehingga kita tidak dituding menfitnah, apalagi sampai berusan dengan hukum. (Kalau pun sampai off the record, sedapat mungkin mencari narasumber yg bisa on the record).
Dan akhirnya.
“Hanya reporter yang rajin turun ke lapangan dan selalu bertanya, yang akan mendapatkan informasi terakurat dan komprehensif.”
Terimakasih.
(Materi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar oleh Sonya Hellen S, Perwakilan Kompas Jawa Tengah)

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.