Sunday 9 February 2014

Kenapa kita harus Turun Tangan?

Posted By: Unknown - 9:46 pm

Share

& Comment

Saya seperti mahasiswa kebanyakan. Sedih tiap lihat televisi hanya berisikan berita kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa wakil rakyat. Mereka yang seharusnya menjadi perwakilan aspirasi, keinginan dan hak kita, malah berlaku seperti maling yang tak berperasaan. Sudah terlampau banyak rupiah yang mereka rampas.

Saya juga seperti mahasiswa kebanyakan. Hanya mampu mengutuk mereka dan berdiam diri, sekedar membincang dan mencaci mereka bersama kawan sejawat. Dan bisa ditebak, hanya berujung caci maki tak bertuan, sedang yang bersangkutan tak mungkin mendengar. Lebih parah, hal itu tak mengubah korupsi sedikitpun.

Mulai dari itu, sedikit waktu saya berfikir. Cukup kah hanya diam saja? Mencaci maki dan bersumpah serapah?, tentu tidak. Perlu sedikit gerakan untuk menggeser posisi sebuah meja, pun dengan korupsi, perlu sedikit gerakan untuk menggesernya, atau bahkan menyingkirkan-nya.

Awalnya saya mulai dari diri sendiri, karena ada orang bijak berkata, jika kita mampu mengubah diri kita menjadi jauh lebih baik, maka secara bersamaan kita telah mengubah sebuah masyarakat –negara– untuk menjadi lebih baik. 

Saya memulai dengan menghilangkan kata mencontek atau kerjasama ketika ujian. Mengurangi kebiasaan titip absen ketika ada jadwal kuliah. Mengerjakan tugas kelompok sesuai bagian saya. Sampai perihal waktu keberangkatan, sebisa mungkin mendahului dosen sampai di kelas.

Namun, saya rasa masih ada banyak hal yang kurang selama ini. Rasa-rasanya kok nggak adil kalau hal ini hanya dilakukan oleh segelintir mahasiswa. Bagaimana bisa mengubah sebuah negara besar jika kebaikan tak dirasakan oleh semua orang?. Aku baru teringat,

“Kebaikan yang tak terorganisasi, akan terkalahkan oleh kejahatan yang terorganisasi. Walaupun kita semua tahu, bahwa kebaikan pasti akan mengalahkan kejahahatan. Maka, sebaik-baik kebaikan adalah yang terorganisasi dengan baik.”

Sudah saatnya kita mewadahkan kebaikan tersebut kedalam suatu wadah pergerakan yang mampu mengajak orang untuk bersama – sama memperbaiki diri dan negara. Bersama-sama menghilangkan hobi korupsi dari benak anak bangsa. Dan sampai saat ini, pilihan saya jatuh kepada Turun Tangan.

Kenapa Turun Tangan?

Turun Tangan tak hanya mengajak kita untuk sekedar berfikir, namun mengajak kita untuk turun langsung menghadapi berbagai masalah yang sedang dialami bangsa kita, termasuk korupsi. Sekarang bukan saatnya kita hanya berdiam diri!

Berikut ada beberapa poin mengenai Turun Tangan :

Non profit. Ya, Turun tangan bersifat sukarela, tak ada iuran wajib diantara para relawan. Donatur pun bersifat individual orang yang peduli dengan turun tangan dan nasib bangsa, bukan institusi yang mengharapkan timbal balik dibelakangnya.

Profesional. Komunitas Turun Tangan memiliki kantor pusat di Jakarta dan beberapa koordinator wilayah - korwil -di tiap kota besar di Indonesia. Jadi, secara jaringan mereka sudah profesional. Mereka juga memiliki pusat layanan informasi mandiri dan media penyebar semangat turun tangan.

Variatif. Kegiatan yang diadakan oleh komunitas Turun Tangan sangat beragam, kita tak terbatas oleh isu tertentu, misal pangan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Jadi bagi kalian yang punya bakat apapun bisa gabung ke kita, hanya saja, ada satu syarat mutlak, kalian peduli dan mau meng-“Hadapi” apapun tantangan kita didepan.

Bukan alat politik. Turun Tangan memang identik dengan seorang Anies Baswedan –salah satu peserta konvensi partai Demokrat– yang juga penggagas gerakan Indonesia Mengajar (IM). Faktanya, Anies turut mencantumkan nama Turun Tangan.

Ini sebuah pertanyaan besar. Sudah dari awal saya katakana dalam hati, saya akan berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bukan politik. “karena saya mengagumi Anies bukan dalam kapasitas sebagai politisi, namun tokoh pendidikan”. Jawaban yang saya cari akhirnya terjawab saat acara pembekalan relawan oleh tim Turun Tangan pusat kepada seluruh relawan Turun Tangan Semarang di hari sabtu, 8 Februari 2014.

Mbak Juwita –anggota Turun Tangan pusat– bercerita, jika Turun Tangan telah ada sebelum Anies Baswedan diundang sebagai salah satu peserta konvensi. Dan Anies Baswedan merupakan salah satu penggagasnya. Jadi, Turun Tangan bukan produk maupun alat politik dalam rangka pencalonan Anies Baswedan.

Namun, mengapa Anies Baswedan mencantumkan nama Turun Tangan dalam agenda promosi integritas?. Turun Tangan menjawab, “kita hanya mendukung orang baik, dan pak Anies merupakan orang baik. Selama pak Anies Baswedan baik, kami akan selalu mendukungnya. Karena yang terpenting adalah tercapainya cita-cita kita, Indonesia yang lebih baik”.

Owh gitu ya. Sekarang saya bertanya, BAIK-nya seorang Anies Baswedan itu seperti apa?. Ternyata banyak, yang paling saya suka diluar penggagas Indonesia Mengajar dan Rektor termuda di Indonesia, saya lebih kagum pada sifat kejujuran Anies Baswedan.

Sejauh ini dia masih bebas korupsi. Lahir di dalam keluarga bersih dan berpendidikan menjadikan Anies Baswedan seorang yang bersikap jujur. Dia juga dijadikan sebagai ketua komite KPK saat menghadapi prahara cicak vs buaya. Tentu KPK –lembaga anti korupsi– lebih mengtahui integritas “kebersihan” seseorang. Dan Anies Baswedan terpilih sebagai ketua, mengepalai orang-orang hebat yang usianya jauh diatas-nya.

Dan satu hal yang membuat saya lega. Ketika tim Turun Tangan pusat berkata, “jika Anies Baswedan kalah. Maka Turun Tangan akan tetap ada, bukan bergantung pada hasil perhitungan suara. Karena pada dasarnya kita mendukung orang baik, maka kita akan tetap mendukung Anies Baswedan, selama dia menjadi orang baik.

Sekarang, saya hanya bisa berkata, 

“Saya bukan pendukung Anies Baswedan, tetapi saya pendukung orang baik. Selama Anies Baswedan baik, maka saya akan mendukungnya.”

"Sekarang saatnya kita (T)urun (T)angan, bukan sekedar urun angan."

Semoga bermanfaat.








About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.