Sunday, 4 May 2014

Membincangkan Tuhan, Berani?

Posted By: Unknown - 1:07 am

Share

& Comment

Cuaca diluar ruangan sedang tak bersahabat. Hujan turun begitu lebat. Udara dingin terasa menembus mantel tebal motif kulit harimau. 

Didalam ruangan seluas pendopo rumah adat suku jawa, lima anak muda sedang berbincang ramah. Ditemani secangkir kopi hangat. 

Mereka saling membincangkan hal yang tak biasa diperbincangkan oleh orang biasa kebanyakan. Berapa orang yang berani membincangkan Tuhan?

Salah seorang mereka, sebut ia orang pertama. Berbadan kurus, berambut ikal hitam lebat melempar kata. “Tuhanku pasti melindungiku”.

Orang kedua, berbadan cukup gempal, memakai sweater hitam menanggapi, “Tuhanku juga”. 

Kemudian salah seorang dari mereka, anak muda usia 25 tahunan, orang ketiga, ia berkata, “Tuhan kalian beda, karena kalian beribadah dibeda tempat.”

Kemudian ia melempar tanya, “karena berbeda, bagaimana cara kalian melihat Tuhan? Apa pernah kalian menyentuhnya? sehingga kalian mempercayai-Nya”

Orang pertama dan kedua kemudian termenung.

Orang keempat, seorang mahasiswa ber-IPK cumlaude bingung dan hanya menggelengkan kepala. Hingga orang ketiga kembali menegaskan argumennya.

“kenapa kalian bingung? Kalau kalian belum pernah melihat Tuhan. Belum pernah menyentuh Tuhan. Bagaimana bisa kalian mempercayai sesuatu yang belum jelas wujudnya?”

Sejenak suasana menjadi sangat tegang.

Hingga orang kelima memberanikan diri mengeluarkan pendapat. Orang kelima sebenarnya pendiam, namun terkenal cerdas dan rajin dalam bekerja. Ia juga seorang visioner dan religius.

Kemudian ia menjawab dengan cara menanyai balik orang ketiga tersebut, “Saya belum pernah melihat otak anda. Saya juga belum pernah menyentuhnya. Apakah berarti otak anda itu tidak ada?”

Hening.

Semua terdiam dan merenung sejenak.

***



Renungkan.

Kita belum melihat dan menyentuh Tuhan bukan berarti tidak ada eksistensi Tuhan. Lantas bagaimana kita melihat dan bagaimana kita bisa meyakini eksistensi Tuhan?

Tuhan memberikan petunjuk kepada manusia. Ia berfirman, “tak mungkin bagimu untuk melihatKu”

Maka, lihat-lah alam sekitarmu. Tersebar banyak sekali keajaiban yang tak mungkin terjawab oleh manusia.

Contoh.

Firman Tuhan yang turun di suatu masa ketika orang bepergian dengan kuda dan unta. Belum ada semen, hanya tumpukan batu untuk membuat rumah. Saat itu Tuhan sudah mengabarkan suatu berita besar, yaitu tentang bagaimana manusia diciptakan.

Ia menjelaskan, bahwa manusia berasal dari air mani, menjadi segumpal darah. Kemudian ia menjadi segumpal daging. Lalu segumpal daging itu dijadikan tulang belulang. Dari tulang belulang itu kemudian dibungkus dengan daging dan akhirnya membentuk suatu makhluk yang baru.

Mikroskop saat itu belum ada, bahkan lensa-pun belum ada cikal bakal-nya. Bahkan, zat kimia untuk bahan obat modern belum terbersit dibenak praktisi kesehatan. Akan tetapi Tuhan telah menyampaikan suatu hal yang baru bisa di ketahui 1400 tahun setelahnya.

Itu baru satu ayat dalam satu surah. Belum lagi ribuan ayat dalam 114 surah lainnya. Seperti Planet dan benda langit yang beredar menurut garis edar. Dua laut yang berair asin dan tawar sehingga tak mungkin bersatu. Fenomena hujan yang berasal dari tumbukan awan. Fakta piramida mesir yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Sampai kepada penyelamatan jasad Fir’aun yang ditenggelamkan dilaut merah. Dan sejuta fakta lainnya.

Why we still deny? Ask your self. I’m sorry. I mean,,, my self.

sekian dan semoga bermanfaat.


About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.