Banyak memang persoalan lingkungan yang
sedang kita hadapi bersama, salah satunya ialah masalah sampah yang kurang
terstruktur sehingga proses akhir berupa penguraian menjadi terganggu. Sehingga
terjadilah pencemaran lingkungan yang disebabkan sampah dan barang tentu
mengganggu kebutuhan manusia akan lingkungan yang bersih dan sehat.
Ketersediannya fasilitas tong
sampah sangat dibutuhkan untuk mencegah perilaku mahasiswa membuang sampah
sembarangan, setidak pedulinya mahasiswa terhadap sampah kalau kapasitas tong
sampah disediakan banyak tentu perilaku tersebut dapat dicegah. Jika tidak kita
jumpai tempat sampah maka cobalah untuk menyimpannya seperti bungkus snack
didalam tas dan membuangnya ketika berjumpa tempat sampah.
Untuk menekan tingginya sampah plastik gunakan
botol minum dan tempat makanan tupperware yang tidak habis sekali pakai, misalnya pada saat membawa air minum ke kampus atau futsal maupun saat hendak
membeli gorengan maupun makanan lainnya. Ketahuilah, saat kita membeli makanan
dan dibungkus menggunakan plastik maka panas dari makanan tersebut akan membuat
zat kimia yang terdapat dalam plastik akan terurai dan bercampur dengan
makanan.
Tentu sangat berbahaya untuk kesehatan kita maupun kesehatan
lingkungan karena susahnya plastik untuk terurai dengan tanah. Dari pada
menunggu waktu berpuluh tahun untuk mengurai plastik dengan tanah alangkah
baiknya jika kita mengurangi penggunaannya.
Masih ada satu lagi yaitu tingkatan
tertinggi suatu kesadaran berlingkungan yang baik yaitu dengan membuang sampah
yang telah tercecer oleh tangan tak bertanggung jawab ketempat semestinya.
Inilah tingkatan perilaku individu tertinggi yang mesti dimiliki pemuda untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif.
Selain perilaku individu, perilaku yang
kedua yaitu mencakup masyarakat. Mahasiswa dengan segala kreativitas dan
kepeduliannya dapat melakukan banyak tindakan nyata untuk memelihara
lingkungan, baik itu berupa seminar maupun suatu gerakan persuasif untuk peduli
lingkungan.
Seminar mutlak dibutuhkan untuk
membangun karakter dan watak yang lebih peduli lingkungan, dan mahasiswa sangat
memiliki kapasitas untuk menyelenggarakannya dengan objek mahasiswa lain yang
saat itu belum sadar lingkungan.
Setelah membentuk suatu pemikiran cinta lingkungan kepada banyak massa, langsung kita contohkan pula tindakan nyata bisa dari hal kecil misalnya dengan gerakan tertib sampah, menghias tong sampah agar menarik dan enak dilihat, gerakan penggunaan tupperware untuk mengurangi sampah plastik, bisa juga dengan gerakan pembersihan sampah pantai yang tak hanya mengancam lingkungan maupun biota yang hidup didalamnya.
Setelah membentuk suatu pemikiran cinta lingkungan kepada banyak massa, langsung kita contohkan pula tindakan nyata bisa dari hal kecil misalnya dengan gerakan tertib sampah, menghias tong sampah agar menarik dan enak dilihat, gerakan penggunaan tupperware untuk mengurangi sampah plastik, bisa juga dengan gerakan pembersihan sampah pantai yang tak hanya mengancam lingkungan maupun biota yang hidup didalamnya.
Jika perilaku individu dan masyarakat
mahasiswa sudah melekat pemikiran cinta lingkungan, maka kebutuhan manusia akan
lingkungan yang sejuk, bersih dan nyaman bisa terpenuhi. Dengan itupula dampak
kerusakan lingkungan bisa dikurangi secara perlahan.
0 comments:
Post a Comment