Friday, 20 December 2013

Opini Ringan : Mahasiswa Sadar Lingkungan

Posted By: Unknown - 10:25 am

Share

& Comment

Banyak memang persoalan lingkungan yang sedang kita hadapi bersama, salah satunya ialah masalah sampah yang kurang terstruktur sehingga proses akhir berupa penguraian menjadi terganggu. Sehingga terjadilah pencemaran lingkungan yang disebabkan sampah dan barang tentu mengganggu kebutuhan manusia akan lingkungan yang bersih dan sehat.
Ada dua macam perilaku pemuda dalam menanggapi persoalan lingkungan berdasarkan cakupan pelaksanaannya. Pertama ialah perilaku individu, jadi bagaimana ia menanggapi persoalan lingkungan tersebut mulai dari diri sendiri. Banyak hal yang bisa dilakukan secara individu untuk mencegah pencemaran sampah, salah satunya pasti membuang sampah pada tempatnya. 
Ketersediannya fasilitas tong sampah sangat dibutuhkan untuk mencegah perilaku mahasiswa membuang sampah sembarangan, setidak pedulinya mahasiswa terhadap sampah kalau kapasitas tong sampah disediakan banyak tentu perilaku tersebut dapat dicegah. Jika tidak kita jumpai tempat sampah maka cobalah untuk menyimpannya seperti bungkus snack didalam tas dan membuangnya ketika berjumpa tempat sampah.
 Untuk menekan tingginya sampah plastik gunakan botol minum dan tempat makanan tupperware yang tidak habis sekali pakai, misalnya pada saat membawa air minum ke kampus atau futsal maupun saat hendak membeli gorengan maupun makanan lainnya. Ketahuilah, saat kita membeli makanan dan dibungkus menggunakan plastik maka panas dari makanan tersebut akan membuat zat kimia yang terdapat dalam plastik akan terurai dan bercampur dengan makanan. 
Tentu sangat berbahaya untuk kesehatan kita maupun kesehatan lingkungan karena susahnya plastik untuk terurai dengan tanah. Dari pada menunggu waktu berpuluh tahun untuk mengurai plastik dengan tanah alangkah baiknya jika kita mengurangi penggunaannya.
Masih ada satu lagi yaitu tingkatan tertinggi suatu kesadaran berlingkungan yang baik yaitu dengan membuang sampah yang telah tercecer oleh tangan tak bertanggung jawab ketempat semestinya. Inilah tingkatan perilaku individu tertinggi yang mesti dimiliki pemuda untuk menciptakan lingkungan yang kondusif.
Selain perilaku individu, perilaku yang kedua yaitu mencakup masyarakat. Mahasiswa dengan segala kreativitas dan kepeduliannya dapat melakukan banyak tindakan nyata untuk memelihara lingkungan, baik itu berupa seminar maupun suatu gerakan persuasif untuk peduli lingkungan.
Seminar mutlak dibutuhkan untuk membangun karakter dan watak yang lebih peduli lingkungan, dan mahasiswa sangat memiliki kapasitas untuk menyelenggarakannya dengan objek mahasiswa lain yang saat itu belum sadar lingkungan. 

Setelah membentuk suatu pemikiran cinta lingkungan kepada banyak massa, langsung kita contohkan pula tindakan nyata bisa dari hal kecil misalnya dengan gerakan tertib sampah, menghias tong sampah agar menarik dan enak dilihat, gerakan penggunaan tupperware untuk mengurangi sampah plastik, bisa juga dengan gerakan pembersihan sampah pantai yang tak hanya mengancam lingkungan maupun biota yang hidup didalamnya.
Jika perilaku individu dan masyarakat mahasiswa sudah melekat pemikiran cinta lingkungan, maka kebutuhan manusia akan lingkungan yang sejuk, bersih dan nyaman bisa terpenuhi. Dengan itupula dampak kerusakan lingkungan bisa dikurangi secara perlahan.

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.