Reportase Lapangan Pimpinan Redaksi LPM Momentum Fakultas Teknik 2013 |
Sebelum
mengenal lebih jauh, kita harus tahu apa arti reportase tersebut. Reportase
adalah aktivitas atau kegiatan dari reporter/jurnalis untuk turun ke lapangan
melakukan observasi langsung dan tidak langsung, mengumpulkan fakta-fakta dan
data mengenai sebuah peristiwa/isu yang sedang terjadi, kemudian merangkai
menjadi sebuah bahan laporan/tulisan.
Jadi,
seorang jurnalis yang handal akan selalu memiliki cara dan strategi yang jitu
bagaimana menghasilkan karya jurnalistik yang dibaca publik, dan memberi
dampak.
Berikut
adalah cara seorang jurnalis membuat sebuah karya jurnalistik yang bermutu :
1. Persiapan
Menyusun
TOR atau rencana liputan yang matang yang didukung, data/informasi, narasumber
yang akan diwawancarai, waktu peliputan yang jelas.
· Observasi : Melihat langsung fakta di lapangan
dengan menggunakan seluruh pancaindera (bukan kerja dibalik meja/depan
komputer).
· Wawancara - interview dengan narasumber yang
tepat.
· Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui
dokumen publik.
· Menulis laporan – untuk bahan berita.
3. Menulis
artikel sesuai data lapangan
Menulis artikel atau berita adalah hasil akhir dalam suatu reportase. Bagus tidaknya sangat tergantung pada persiapan dan saat terjun ke lapangan.
Verifikasi
Dalam
peliputan berita, satu hal diluar deadline, yang harus diperhatikan baik – baik
adalah verifikasi kebenaran suatu pernyataan. Fakta yang diperoleh di lapangan
kadang-kadang membutuhkan follow up atau verifikasi. Misalnya, keterangan pers
pejabat/aparat penegak hukum tentang suatu peristiwa.
Contoh
kasus :
“4
tahanan yang dibunuh di LP Cebongan. Perlu ditelusuri siapa pelakunya. Awalnya
Kopassus tidak mengaku, pangdam tegaskan tidak ada keterlibatan TNI – akhirnya
mengaku.”
Seringkali
keterangan pejabat/aparat penegak hukum isinya tidak lengkap/jelas/sepotong-sepotong,
bahkan beberapa diragukan kebenarannya. Maka, wartawan yang profesional tidak
akan menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh.
Berikut
ada beberapa Tips menarik menanggapi permasalahan tersebut.
·
Tetap harus skeptis/kritis bahkan waspada
terhadap informasi yang diperoleh.
·
Menggali kedalaman informasi dan menguji
kebenaran.
·
Check and re-check kalau perlu triple cek untuk
suatu kejadian atau informasi yang simpang siur.
·
Hati-hati dengan data angka (akurat, akurat, dan
akurat).
Dalam
kegiatan pencarian fakta tetaplah berpegang pada prinsip 5 W + 1 H and so what.
Betul dipastikan apa peristiwa yang terjadi, siapa yang terlibat, kapan
persisnya peristiwa terjadi, di mana lokasinya, kenapa hal itu terjadi,
bagaimana rangkaian kejadiannya, dan selanjutnya bagaimana.
Kendala
Peliputan :
A. Deadline
B. Kesulitan menemukan lokasi kejadian perkara/tempat
peristiwa terjadi
C. Kesulitan
menembus narasumber
D. Terhalang
prosedur/birokrasi
Tips
peliputan. Informasi yang baik itu semestinya yang On the record. Apa maksudnya? maksudnya sumber atau nama pemberi
informasi tetap ditampilkan, sehingga kita tidak dituding menfitnah, apalagi
sampai berusan dengan hukum. (Kalau pun sampai off the record, sedapat mungkin mencari narasumber yg bisa on the record).
Dan
akhirnya.
“Hanya reporter yang rajin turun ke lapangan dan selalu
bertanya, yang akan mendapatkan informasi terakurat dan komprehensif.”
Terimakasih.
(Materi Pelatihan Jurnalistik Tingkat
Dasar oleh Sonya Hellen S, Perwakilan Kompas Jawa Tengah)
0 comments:
Post a Comment