Friday, 20 December 2013

Bak Cahaya Fajar dikala Senja

Posted By: Unknown - 12:21 am

Share

& Comment

Di sore hari yang terlihat rona senja diseberang barat, kami duduk dikursi sederhana bersama – sama akhi dan ukhti rohis athlas teknik geodesi disuatu diskusi. Diruang kuliah kami tersebut akhi Ari Sasmita mengisi kembali gelas – gelas pengetahuan kami yang masih kosong dengan air – air pengetahuan yang insyaallah sangat bermanfaat.


Keseharian mas Ari memang sibuk, disamping kesibukannya mengenyam pendidikan sarjana di teknik kimia beliau juga aktif sebagai ketua senat. Akan tetapi kesibukannya bukanlah suatu alasan yang dapat dijadikan peluru andalan untuk meninggalkan kewajiban kepada ilahi, pantaslah mas Ari memberi kami wawasan tentang apa yang disebut pemuda islam yang semestinya.

Sore itu imajinasi kami diajak menengok jauh kebelakang, tepatnya saat masa Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW. Saat Rasulallah remaja beliau berada ditengah – tengah masyarakat yang sangat terkenal tak beradab, banyak yang mengatakan kaum tersebut ialah kaum jahiliyahKemerosotan moral di semua aspek kehidupan, jangan anda bayangkan berita pembunuhan atau perampokan bahkan kala itu kaum musyrik mekkah tega mengubur anak perempuannya hidup – hidup.

Hidup ditengah masyarakat jahil tak membuat Rasulalloh mengikuti arus kehidupan masyarakat mekkah saat itu, Beliau dengan gigih berjuang untuk menjadi orang baik dan bermoral. Hampir semua orang mekkah mengetahui seorang pemuda yang jujur, sopan, berakhlak mulia dan dapat dipercaya, ialah Muhammad, anomali sifat masyarakat mekkah saat itu. Selain memiliki sifat kenabian tersebut, Rasulallah muda juga terkenal ahli dalam berniaga, dengan mengandalkan kejujuran banyak hasil dagang yang diperoleh.

Memang munafik kalau kita bisa seperti Rasul sang nabi penutup, tapi kita akan lebih hina dari seorang munafik jika kita tidak mau belajar dan berusaha menjadikan diri kita seperti apa yang telah diajarkan oleh beliau. Maka sudah sewajarnya kita menjadi pemuda muslim yang tangguh, jujur, berperilaku baik serta amanah seperti yang  telah dicontohkan oleh Rasulalloh.

Kisah lama tersebut membuat kami berfikir sejenak, sambil memendangi senja di balik jendela kaca kami berfikir, usaha apa sih yang telah kami lakukan untuk menjadi seorang pemuda islam? Seberapa besarkah sifat jujur, amanah, pandai yang telah kita miliki? Bagaimana usaha kita untuk meningkatkannya?

Cahaya senja yang mulai memejam masih mampu memberi kami suatu pencerahan, bahwa Allah tidak peduli sejak kapan kita mau berubah, tetapi Allah SWT akan meridhai hambanya yang berniat untuk memperbaiki diri sesuai yang telah dicotohkan oleh Rasul dan Allah akan memuliakan hambanya yang berusaha dengan ikhlas untuk menjadi muslim yang sebenarnya. 


Ditulis tahun 2011

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.