Namaku wahyu,
seorang anak muda dari desa yang merantau jauh ke kota. Bukan mencari kerja,
aku masih kuliah. Hampir empat tahun sudah aku menghabiskan waktu di Semarang.
Dirumah aku
memiliki enam ekor hewan ternak, pertama ada sapi, kambing jantan, kambing
betina, kerbau jantan, kerbau betina dan domba . Cukup ramai rumahku saat
mereka kumpul bersama. Aku menyebut mereka ber-enam sebagai keluarga besar.
Sama seperti
bangsaku, keluarga besar yang terdiri dari enam agama, ada Islam, Katholik, Kristen,
Hindu, Buddha dan Konghucu. Mereka berbeda – beda, seperti halnya sapi dan kambing
jantan, kambing betina dan kerbau jantan, maupun kerbau betina dan domba. Tetapi
mereka masih satu macam, yaitu agama resmi Negara Indonesia.
Salut buat hewan
ternak milikku, mereka hidup berdampingan, mereka tak saling makan karena
mereka semua herbivora. Begitu pun semua agama di negeriku, mereka tak saling
bermusuhan, karena mereka semua memiliki ajaran kepada kebaikan.
Suatu ketika aku
ingin membajak sawah, aku ajak kerbau jantan bekerja. Seharian aku membajak
sawah sampai lupa mencari rumput makan mereka. Aku lupa, stok rumput hanya
cukup untuk hari ini. Padahal si kerbau jantan terlihat lapar karena belum
makan sedari siang.
Sore itu aku
tengok kandang mereka ber-enam biasa makan. Aku lega, mereka berlima tak
menghabiskan rumput hari ini, mereka menyisakan seperenam lebih rumput segar
untuk si kerbau jantan. Karena mereka tahu bagaimana lelahnya kerbau jantan
membantuku membajak. Mereka saling memahami dan membantu satu sama lain.
Seperti itu juga
harapanku, keberbedaan kita jadikan lecutan semangat untuk saling memahami dan
membantu satu sama lain, dalam balutan nilai toleransi.
Suatu ketika, aku
mencukur bulu domba yang sudah lebat. Memberikan nutrisi tambahan kepada kerbau
jantan. Memanjakan kerbau betina. Membelikan lonceng kepada sapi. Mengakrabkan
kambing jantan dan betina agar mau menikah dan berketurunan. Mereka semua
membutuhkan perlakuan yang berbeda – beda. Sesuai apa yang mereka inginkan dan
butuhkan.
Seperti itu juga
ke-enam agama di negeriku, mereka membutuhkan perlakuan lembut sesuai apa yang
mereka butuhkan. Itulah toleransi, saling menghargai apa yang masing – masing mereka
butuhkan, tanpa melukai hati dan hak satu sama lain.
0 comments:
Post a Comment