Friday, 20 December 2013

Edisi Galau

Posted By: Unknown - 1:09 am

Share

& Comment

Sebuah renungan Islami :         
                    
Management Galau ,.!@?#%^


Galau adalah suatu perasaan ketika kita berada dalam kondisi kebimbangan dalam menentukan sesuatu pilihan. Saat itu lah kita dihadapkan pada situasi yang serba susah dan penuh pertimbangan kebimbangan. Sehingga kedewasaan kita diuji saat galau menghinggapi. Akan tetapi bukan mengenai pilihan mana yang hendak kita pilih, tetapi lebih kepada bagaimana cara kita menghadapi resiko yang diperoleh akibat memilih salah satu pilihan yang menggalaukan tersebut.

Dewasa ini banyak laki-laki atau perempuan galau hanya karena hal kecil dan tidaklah penting seperti menggalau karena si dia ga’ sms, besok mau jalan – jalan kemana atau karena seharian ga’ ada yang sms !! Hanya karena hal – hal sepele tersebut seolah dapat mengganggu keseimbangan jiwa dan perasaan. Tanpa kalian sadari, sifat lembek seperti itu hanya akan melemahkan jiwa dan menghambat proses kedewasaan kita.

Jadi apakah kita harus membuang jauh – jauh kata galau dari kamus bahasa kita? Jawabannya tentu saja tidak, berarti apakah kita butuh galau? Tentu saja jawabannya iya. Tapi, bukan galau seperti yang disebutkan sebelumnya yang kita butuhkan, melainkan galau lah untuk memikirkan amalan apa yang telah kita lakukan didunia ini, apakah sudah cukup atau masih banyak maksiat yang kita kerjakan, bagaimana kalau besok kita mati? Apakah siap menghadapNya?

Patut kita was – was dan galau dalam hal yang satu ini, karena dewasa ini seolah kita terperdaya akan keindahan dunia yang menyilaukan. Seolah waktu ini hanya disibukkan dengan urusan – urusan dunia seperti kita hanya hidup didunia saja. Ingatlah bahwa kita hidup ini hanya sebentar saja, kalau orang jawa bilang “urip amung mampir ngombe” (hidup cuma mampir minta minum).

Diakhiratlah kita akan hidup abadi, tetapi disini (dunia) lah kita menentukan seperti apa wujud dan keadaan kita nanti di akhirat. Tampan atau buruk rupa, lapar atau kenyang maupun kaya ataupun miskin hanya kita sendiri yang dapat menentukannya. Maka pergunakanlah akal dan pikiran kita untuk sibuk memikirkannya. Perbanyaklah kebaikan mulai dari sekarang dan cobalah untuk kurangi maksiat yang biasa kita lakukan. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Karena ngga’ ada jaminan besok kita masih hidup.

Jadi, menggalaulah tentang berapakah banyak amalan yang telah kita persiapkan untuk akhirat kelak. Karena itu lebih bermanfaat daripada menggalau tentang hal – hal sepele yang malah menjerumuskan kita kepada maksiat. Naudzubillah.

Wallahu a’lam

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.