Mahasiswa
adalah praktisi pendidikan yang akan menjadi penerus bangsa setelah selesai
menempuh pendidikan kelak. Hampir sebagian besar yang berkuasa dan memerintah
negara kita adalah para cendikiawan lulusan bangku kuliah. Merekalah yang akan
menentukan arah mana bangsa ini akan berjalan. Maju tidaknya bangsa ini ada
ditangan mereka, maka diperlukan sikap, kemampuan serta karakter yang kuat
dalam diri mahasiswa agar bangsa ini maju dan tidak salah jalan.
Dewasa
ini bangsa indonesia menderita sebuah masalah yang sangat kronis yaitu korupsi,
mulai dari kalangan bawah sampai kalangan elit senayan. Korupsi seperti sebuah operasi
peperangan yang telah dipersiapkan dengan matang dan dilakukan bersama – sama
untuk satu tujuan yaitu harta dan kedudukan.
Banyak
sekali sebab korupsi yang kita temui, antara lain karena kebutuhan hidup mewah,
kesempatan ataupun sistem yang telah terbentuk dan berjalan memungkinkan untuk
melakukan tindakan korupsi. Tetapi, semua sebab tersebut sebenarnya dapat
diatasi jika kita memiliki karakter bermoral yang kuat yang tertanam sejak
dini. Jadi, untuk memberantas korupsi perlu ditelaah akar permasalahannya yaitu
lulusan akademisi yang kurang berkarakter dan kurang kesadaran moral.
Salah
satu fenomena yang membuat mahasiswa kurang memiliki karakter dan kesadaran
moral adalah fenomena titip absen atau yang populer dengan sebutan TA yang
marak dilingkungan mahasiswa. Dengan seperti itu mahasiswa tidak perlu masuk
kuliah untuk ikut ujian tengah semester ( uts ) maupun ujian akhir semester (
uas ) yang mensyaratkan prosentasi keberangkatan / absen sebanyak 75% sesuai
peraturan akademik yang berlaku.
Memang
semua mahasiswa tidak memiliki karakter yang sama, banyak sekali macam karakter
dengan masing – masing sifatnya, maka banyak pula alasan – alasan mengapa
fenomena titip absen ( TA ) muncul dan tetap bertahan. Bagi mahasiswa yang
aktif berorganisasi beranggapan bahwa TA dilakukan ketika berbenturan dengan
kegiatan luar yang urgent dan tidak bisa ditinggalkan. Misalkan saja kegiatan
seminar atau kuliah umum, meraka lebih memilih mengikuti seminar karena
diadakan setahun sekali sedangkan kuliah ada kurang lebih 12 – 16 kali
pertemuan. Materi yang ketinggalan pada hari itupun bisa dipelajari dengan
belajar bersama dengan teman yang berangkat kuliah.
Bagi
mahasiswa yang tidak berorganisasi dan hanya berkesibukan dengan kuliah saja,
mereka lebih senang TA karena faktor dosen yang kurang menarik dalam mengajar
dan terkesan membosankan. Selain itu ditambah pula materi yang disampaikan
memang sulit dan perlu komunikasi pembelajaran yang lebih dari biasanya.
Beda
lagi dengan mahasiswa yang kurang perhatian dengan urusan kuliahnya, mereka
memilih TA karena malas yang disebabkan beberapa hal antara lain telat bangun
sehingga sering tidak mengikuti kuliah saat jam pagi. Masalah pribadi seperti
masalah asmara juga berpengaruh apalagi disaat galau dan hati serta fokus mulai
bergejolak. Selain masalah pribadi dan telat bangun, faktor cuacapun juga
berpengaruh, mereka yang kurang perhatian dengan kuliah akan merasa malas untuk
berangkat kuliah walaupun hanya gerimis sedikit saja.
Disaat
sakitpun sebenarnya dari pihak kampus memperbolehkan untuk ijin asalkan dengan
syarat yaitu surat keterangan sakit dari dokter dan diserahkan ke kampus, akan
tetapi TA lebih dipilih karena praktis. Selain itu, dewasa ini banyak mahasiswa
yang mengalihkan perhatian pada perkembangan teknologi dan gadget yang sangat
pesat seperti socialnetwork, internet maupun
permainan seperti pro evolution soccer atau PES yang selalu update dan kian di
gandrungi.
Dan masih banyak lagi sebab – sebab melakukan
TA , akan tetapi perlu kita sadari bersama bahwa TA sebenarnya berbahaya dan
bisa dikatakan sebagai sebuah penyakit kronis. Oleh karena itu pihak dosen
selaku pengajar juga berperan dalam proses penyembuhan penyakit tersebut dengan
salah satu cara yaitu dengan melakukan pengabsenan atau pengecekan dadakan pada
akhir pembelajaran, setelah absen diberikan ke mahasiswa dan dikembalikan ke
dosen saat itulah waktu yang tepat untuk mengecek apakah jumlah mahasiswa dan
absen sesuai atau tidak.
Jika ada mahasiswa yang TA hukumanpun langsung di berikan
misalnya dengan mencoret absensi yang TA serta 5 absen teman diatasnya serta 5
absen teman dibawahnya, dengan begitu pelaku akan dimarahi oleh temannya
sendiri dan akan dikucilkan jika mengulangi perbuatannya tersebut. Selain
hukuman yang di dapat seperti pencoretan absensi, hukumannya juga bisa pada
saat proses penilaian agar pelaku berfikir dua kali untuk mengulanginya, selain
hukuman pencoretan absensi dan penilaian yang dirasakan waktu itu juga, dampaknya
pun akan dirasakan dikemudian hari karena menyangkut aspek mental dan
psikologis.
Menurut
Ir. Bambang Sudarsono, MS selaku kepala jurusan teknik geodesi, beliau
berpendapat jika TA adalah sebuah tindakan yang tidak disiplin dan tidak
gentleman. selain itu TA akan menjadikan kita sebagai seorang pengecut , tidak
menghargai diri sendiri dan kedepannya akan berjiwa koruptor pula. Oleh karena
itu kita harus konsekuensi dengan apa yang akan kita lakukan, jika kita kuliah
maka harus bersungguh – sungguh kuliah. Jika memang kita mengambil banyak sks
saat kuliah kita juga harus siap kuliah lebih lama tiap minggu daripada
mahasiswa yang lainnya. Jika kita sebagai mahasiswa aktif kita juga harus
konsekuen dengan waktu, dan aturlah waktu serapi mungkin sehingga waktu diluar
tidak mengganggu kuliah.
Introspeksi
diri, itulah yang harus dilakukan sekarang. Sebagai mahasiswa kita tidak boleh
mengesampingkan tujuan utama yaitu menuntut ilmu dibangku kuliah. Jika kita
sudah masuk dunia akademisi kita juga harus ikut patuh pada peraturan akademik
yang berlaku yaitu kehadiran saat kuliah. Karena saat proses perkuliahan
terjadi komunikasi antara dosen dan mahasiswa untuk mentransfer ilmu yang
diajarkan, jika kita tidak berangkat atau TA saja komunikasi tidak akan
berjalan.
Introspeksi
bukan hanya dari mahasiswa tapi juga dari kalangan pendidik atau dosen, karena
salah satu alasan TA adalah cara pengajaran yang kurang menarik sehingga
mahasiswa kurang perhatian dan mengantuk didalam kelas. Maka proses
pembelajaran perlu diperbaiki dan dibuat lebih menarik karena setiap saat
mahasiswa juga mengalami kebosanan, misalkan dengan metode dua arah artinya
saat menerangkan mahasiswa diajak aktif berpendapat, bisa juga dengan memberi
video motivasi saat akhir pembelajaran ataupun membuat slide presentasi dengan
animasi – animasi yang menarik sehingga mahasiswa tidak jenuh.
Dengan introspeksi dari
mahasiswa dan dosen maka diharapkan fenomena TA lama kelamaan akan hilang dan
lulusan akademisi tidak hanya menguasai ilmu dari bidang yang di tekuninya
tetapi juga memilki karakter yang kuat serta memiliki moral untuk memajukan
bangsa agar tetap bertahan dan dipandang oleh bangsa lain dalam masyarakat
global.
0 comments:
Post a Comment