Sunday, 22 December 2013

2050 mdpl

Posted By: Unknown - 3:04 am

Share

& Comment


Ungaran, kota kecil pusat keramaian kabupaten semarang. Disana, hawa sejuk masih begitu berasa dikala mentari tenggelam di cakrawala. Semakin ke barat, kesejukan itu makin terasa, tak lain karena menjulang tingginya sebuah gunung setinggi 2050 mdpl. Mereka menyebutnya gunung ungaran.

Dari kejauhan nampak sebuah motor berwarna orange begitu kewalahan. Motor matic memang kurang pas untuk melewati jalanan bandungan-sidomukti-pos mawar yang didominasi trek menanjak dengan kondisi jalan yang bisa dikatakan rusak. Beberapa saat kemudian, dengan berkeringat, sampailah matic xeon dipos mawar, pos pertama pendakian.

Dari sana, suasana malam kota Semarang mampu dilukiskan dengan begitu indah. Cahaya kerlap-kerlip begitu memanjakan setiap mata yang memandang. Ahhh, tapi itu masih di pos pertama, di puncak pasti akan jauh lebih keren.

Let’s go, seusai persiapan diri, logistik dan do’a, kaki bersandal eiger mulai melangkah. Tujuan pertama kita ke Prumasan, tempat pendaki biasa beristirahat dan mendirikan tenda. Berjarak sekira dua jam dari pos mawar.

Angin malam saat itu cukup bersahabat, bintang begitu ramah menyapa kami dari atas. Sesekali hewan malam memainkan orkestra saat mendengar suara langkah. Tak lupa, sesering mungkin kita lempar canda dan tawa. Sehingga, perjalanan berasa tidak begitu melelahkan.

Di tengah perjalanan kita menjumpai sebuah curug, saking jernihnya, sampai – sampai aku meminum beberapa tegukan. Begitu nikmat saat air mulai membasahi tenggorokan. Kami memilih duduk sejenak, bercengkerama di atas bebatuan. Suasana begitu alami, hanya pepohonan dan suara gemercik air yang jatuh dari atas tebing. Udara semakin dingin, memaksa kita melanjutkan perjalanan.

Setelah beberapa lama kemudian, sampailah kita di area kebun teh, yang luasnya sepanjang mata memandang. Kabut nampak menyelimuti perkebunan. Udara dingin mulai menembus kaos dalam, kaos T-shirt, baju dan jaket yang melekat ditubuhku.

Trek yang di lalui sudah berupa jalan setapak dari bebatuan yang ditata. Ukurannya pun jauh lebih lebar dari jalan setapak sebelumnya. Prumasan tinggal menunggu menit, mungkin 20 menit lagi kami akan sampai.

Pasang Tenda

Gapura area Prumasan sudah terlihat, maka, nampak pula puncak Ungaran di arah barat. Lukisan malam makin terlihat jelas dari sini. Kota Semarang, Salatiga dan sekitarnya nampak seperti segerombol kunang – kunang beraneka warna. Jika di pagi hari, kita dapat melihat keelokan Rawa Pening, gunung Lawu, Merapi dan Merbabu. Cocok untuk background foto natural.

Jam menunjuk pukul 6 pagi. Tanpa sarapan, kita langsung packing menuju puncak. Target kita selanjutnya sarapan bareng di puncak, walau sekedar kopi dan mi instan. Itu menjadi salah satu momen sarapan yang paling berkesan.

Trek sesungguhnya baru akan kita lewati. Tak lagi jalan datar setapak, trek menuju puncak lebih menanjak, licin dan banyak melalui batu – batu besar. Beberapa pohon yang tumbang ditengah jalan juga tak kalah menantang. Sampai temanku beberapa kali terpeleset dan merelakan sandalnya putus.

Di balik gula pasti ada manis. Ketika satu jam berlalu, tibalah kita di kaki puncak Ungaran. Ibarat studio alam, banyak spot pemotretan yang menawarkan keindahan artistik alami. Dan itu yang membuat teman perempuan ku melupakan semua kelelahan-nya. Setiap sata foto, foto, memang wajar, karena background-nya begitu indah untuk diceritakan.

Hampir pukul 9 pagi kami sampai puncak ungaran, ditemani angin kencang dan hembusan kabut. Disana kita menikmati good day dan indomie rendang. Namun bukan itu intinya, tetapi tentang kepuasan yang kita dapatkan. Sejenak fikiranku bebas mengambang, amnesia sesaat, laporan kampus entah hilang dimana.

Disana kita akan lebih menghargai alam, ciptaan Tuhan yang mengandung banyak misteri kehidupan didalamnya. Pengalaman spiritual juga didapat, saat beribadah di waktu fajar, menghadap-Nya dengan penuh ketenangan, bersuci tanpa air, bermunajat di tengah hamparan, beralas matras dan sajadah, memahami kebesarannya di semilir udara pagi. 

Salam Lestari.
                                                                                   
    Ungaran, 10 November 2013







About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.