Jika saya
berkata “maknyuss” apa yang anda fikirkan? Pasti pak Bondan Winarno. Pria
kelahiran Surabaya 63 tahun silam merupakan seorang penggila kuliner dan
namanya melambung saat membawakan acara wisata kuliner di Trans TV. Namun ada
fakta unik dari seorang Bondan Winarno, tahukah anda jika Bondan adalah seorang
penulis dan wartawan?.
Di dunia tata
boga, lulusan Arsitektur Undip ini ahlinya, dia mempelopori dan pernah menjadi
ketua komunitas Jalansutra, sebuah komunitas wisata kuliner yang cukup eksis di
Indonesia. Siapa sangka, di dunia jurnalisme, nama Bondan Winarno juga cukup
tersohor. Berkat salah satu buku investigasi karangannya, Bre-X, ia masuk
kedalam jajaran wartawan top Indonesia.
Karena sampai
sekarang bisa dihitung dengan jari, seberapa banyak wartawan yang mau
menggeluti jurnalisme sejauh Bondan Winarno. Dalam penyusunan bukunya
memperlukan waktu hingga 10 minggu dan melintasi berbagai Negara, sampai ke negeri
Kanada dan Filipina. Tak terhitung berapa rupiah, tenaga dan waktu yang telah
dikeluarkan untuk menyelesaikan investigasi tersebut.
Bre-X, sebungkah
emas dikaki pelangi. Mengisahkan sebuah kasus penipuan Michael De Guzman,
seorang manajer eksplorasi tambang PT Bre X Corp. Saat proses penelitian
kandungan emas di daerah Busang, Kalimantan Timur, ia melumuri mata bor dengan
biji emas, seolah – olah kandungan emas di dalamnya sangat banyak, bahkan
terbesar didunia.
Setelah hasil
penelitian tersebut di umumkan ke pasar modal, akhirnya saham Bre X selaku
pemilik hak penelitian melambung jauh beratus kali lipat. Banyak investor yang
menawarkan bantuan dana ke Bre X untuk segera melakukan eksplorasi. De Guzman
sukses, uang melimpah dari investor dan penjualan sebagian saham Bre X telah ia
dapatkan.
Keanehan
terjadi, muncul pemberitaan bahwa De Guzman telah dibunuh, pertanyaannya apa
yang membuat orang bunuh diri di puncak karir?. Pertanyaan besar di benak
Bondan. Sebuah fakta terkuak, ternyata eksplorasi Bre X di Busang tidak
membuahkan hasil, selama beberapa waktu, emas tak kunjung di dapat. Jelas, De
Guzman terbukti berbohong.
Bondan makin
kuat menduga jika De Guzman telah mempersiapkan skenario untuk menghadapi tuntutan
investor dan pemerintah Indonesia atas pembohongannya. Dia membunuh seseorang di
sebuah hutan Kalimantan, dan ia bersekongkol dengan beberapa orang agar
meyakinkan bahwa yang mati tersebut adalah dirinya. Dengan begitu, jika emas
tidak ditemukan, ia akan bebas dari jerat hukum.
Insting Bondan
sebagai wartawan cukup tajam. Ia berangkat ke Kalimantan dan mengecek mayat
yang di yakini De Guzman. Bondan coba menganalisa, bagaimana mungkin mayat yang
dikatakan sebagai seorang yang bunuh diri dari ketinggian 800 meter tidak
hancur. Bentuk hutan Kalimantan seperti brokoli, jika memang De Guzman jatuh
dari Helikopter, seharusnya mayatnya tersangkut di pohon, tidak sampai jatuh di
rawa.
Ada sebuah
cerita dari teman sekamar De Guzman, bahwa sang geologis memiliki gigi palsu
dan mencopotnya ketika hendak tidur malam. Penasaran, Bondan terbang ke
Filipina dan menemui keluarga De Guzman disana. Ia menanyakan apakah mayat
tersebut memiliki gigi palsu atau tidak. Ternyata tidak, benar dugaannya, yang
mati bukanlah De Guzman.
Sampai sekarang
keberadaan De Guzman tak diketahui. Kabar terakhir ia peroleh dari Geni, salah
satu istri De Guzman. Ia mengaku bahwa ia masih kerap mendapatkan sejumlah uang
dari rekening De Guzman. Karena Geni asli dayak, ia melakukan ritual panggil
roh, ternyata roh De Guzman tidak datang. Geni semakin yakin, bahwa suaminya
itu masih hidup. Mungkin De Guzman sedang menikmati kopi dan liburan saat
Bondan sedang menyelidiki kasusnya.
Secara tidak
langsung, kasus pembohongan ini mencoreng nama baik Indonesia dimata dunia.
Bagaimana bisa Indonesia mengeluarkan ijin kepada perusahaan asing untuk mengeksplorasi
kekayaan alam milik-nya, sedang pemerintah tidak ikut dalam penelitian. Jika
pemerintah ikut berarti juga ikut berbohong? Tidak mungkin.
Dari kasus Bre
X, investor dan perusahaan tambang mineral dunia bisa mengetahui bahwa Negara
kita merupakan Negara yang tak mengetahui kekayaan alam apa yang dimiliki.
Selain itu, kerugian besar juga dialami oleh pemegang saham yang jumlahnya sangat
banyak. Dua hal yang membuat Bondan merasa sedih.
0 comments:
Post a Comment