Tuesday, 31 December 2013

Senyum Cantik Ibu

Posted By: Unknown - 8:38 am

Share

& Comment

Kita sudah menginjak usia 20 tahunan, sebentar lagi mungkin kita akan wisuda, bekerja dan berkeluarga. Dari sekian banyak hal yang anda fikirkan, seberapa besar ibu ada di antaranya. 

Mungkin aku juga sama seperti kalian, sering lupa dari pada ingat. Sudah selayaknya kita melawan lupa di detik ini juga. Ibu, tiga alphabet yang lebih berarti dari segalanya.

Alkisah seorang anak yang telah menjadi seorang ayah. Ia berkehendak menjenguk kembali sang ibu yang mulai menua dan hidup sendiri setelah ditinggal ayah beberapa tahun lalu. 

Sang anak sedih, di depan pintu rumah masa kecil, ia menangis tersendu. Mengingat semua yang telah ia lakukan dan semua yang telah Ibu berikan kepadanya.

Berkata ia dalam hati. 

Ibu,

Aku hanya seorang anak kecil yang bodoh. Dulu, banyak hal konyol yang aku perbuat.
Dan terkadang, semua itu menyakiti hatimu. Ibu, sekarang aku di sini untukmu.
Untuk saat – saat aku membuatmu menangis. Ketika aku berbohong kepadamu.
Sekarang sudah waktunya bagimu menerima semua balasan dariku.
Untuk semua hal yang telah engkau korbankan.

                        Bu, sekarang aku sudah dewasa. Ini aku yang baru.
                        Ingin rasanya ku ukir senyum cantik di wajahmu setiap hari.
                        Bu, aku belum terlambat kan?
                        Sekuat tenaga akan ku ukir senyum di wajahmu setiap hari.

Bu, sekarang aku sudah mengerti. Semua sikap kasih sayangmu selama ini.
Hariku telah tiba.  Aku telah mempunyai seorang anak.
Walau aku belum baik. Aku akan belajar banyak darimu.
Sekarang aku berusaha mencoba. Mencintai seorang anak seperti yang Ibu lakukan.

                        Ibu, tak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengganti dirimu di hatiku.
                        Maafkan atas segala kesalahan yang aku perbuat selama ini.
                        Akan ku gunakan setiap kesempatan tuk membahagiakanmu.
                        Ijinkan aku mencoba mencintaimu seperti Ibu mencintaiku.
                        Walaupun hanya Tuhan yang mengerti seberapa besar arti dirimu di hatiku, Ibu.

Ibu, jika waktu dapat ku putar. Aku akan memutarkannya untukmu.
Masa mudaku akan ku habiskan untuk membahagiakanmu.
Betapa bodohnya aku. Berkeluarga dan tinggal di kota besar.
Sedang engkau Ibu, aku tinggalkan sendiri di kampung.
Tetesan air mata ini semoga mampu menghapus segala kesalahanku.

Bergegas sang anak mengetuk pintu tua tersebut. Dari luar terdengar suara salam, “Assalamu’alaykum”. Ibu kenal dengan suara itu, sang anak berkenan menjenguknya. Bukan harta, oleh – oleh atau benda yang lain yang Ibu fikirkan, tetapi kehadiran anak di tempat Ibu menghabiskan masa tua. Ibu sangat bahagia.

Mungkin suatu saat kita juga akan mengalaminya. Masa dimana kita menyesali apa yang telah kita lakukan, kepada seorang yang hanya memberi tanpa meminta kembali. Karena kemuliaannya, hingga Tuhan memberikan Ridho-Nya kepada Ibu.

Sebelum kita menyesali lebih jauh lagi. Segeralah perbaiki diri kita. Manfaatkan masa muda kita untuk membahagiakan Ibu. Minimal kita mulai dengan tidak melukai hatinya. Ibu, sekali lagi maafkan kami, yang selama ini belum menjadi anak yang baik di matamu.
             



About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.