"Berita utama di majalah edisi III. terimakasih atas pembelajaran-nya yaa"
Menelisik Peranan Sarjana di Universitas Riset
Ada berbagai macam kualifikasi
sebagai universitas riset yang harus dipenuhi Undip, salah satu diantaranya jumlah
mahasiswa program pasca sarjana yang lebih banyak dibandingkan jumlah mahasiswa
sarjana. Karena
fakta tersebut, wajar bila program pengembangan lebih memprioritaskan program
Magister dan Doktornya. Termasuk di dalamnya pengembangan riset. Lalu,
dimanakah posisi dan peranan mahasiswa sarjana dalam suatu universitas riset?
Kepala
UPPM Fakultas Teknik, Rusnaldy, ST, MT, PhD mengungkapkan
bahwa peranan sarjana dalam suatu universitas riset unggul tidaklah ditekankan
untuk membuat suatu riset.
“Dalam
suatu universitas riset yang unggul, peranan mahasiswa sarjana tidaklah
ditekankan untuk melakukan suatu riset. Motor penggerak riset adalah mahasiswa S3, Untuk mahasiswa S1 lebih ditekankan untuk melatih mereka, jika mereka
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka sudah terbiasa
dengan atmosfir penelitian,” ungkapnya.
Mahasiswa
sarjana memang lebih difokuskan bagaimana caranya menemukan ide-ide dan gagasan
yang tercermin dalam tugas akhir atau skripsi. Belum mencapai tahapan bagaimana
menerapkan sebuah temuan ke masyarakat.
Rusnaldy menjelaskan bahwa di negara maju, seperti
korea, mahasiswa S1 biasanya dibuat berkelompok dan membuat suatu project,
kemudian dipamerkan sebagai salah satu syarat kelulusan. Akan
tetapi, jika sarjana sudah bisa membuat suatu riset,
maka itu menjadi suatu nilai tambah. “Kalau ada mahasiswa sarjana yang sudah
bisa menghasilkan suatu riset, maka itu sebuah nilai plus buat mereka,”
ujarnya.
Dari
situ kemampuan menganalisa seorang sarjana akan turut berkembang. Mengingat
jumlah mahasiswa sarjana yang mencapai 39.134 orang atau hampir 7 kali lipat
dari jumlah akumulasi magister dan
doktor yang ada di Undip, secara kuantitas saat ini mahasiswa sarjana tetap
menjadi elemen penting, setidaknya untuk tujuh tahun kedepan.
Karena
sumber daya manusia mahasiswa S3 terbatas, mau tidak mau dosen bertitel Doktor yang
mengadakan penelitian harus menggandeng mahasiswa Sarjana untuk membantu menyelesaikannya.
“Yang
terjadi saat ini kita (Undip, Red) masih kekurangan mahasiswa Doktor. Jadi
dalam menjalankan riset tersebut, peranan mahasiswa Doktor dan Magister
sebagian dilakukan mahasiswa sarjana. Jadi, Undip harus menambah program Doktor
jika mau menjadi universitas riset,” terang dosen ahli material dan manufacturing Teknik Mesin Undip
tersebut.
Terus Berkembang
Khusus
di Fakultas Teknik, pergerakan riset mahasiswa sarjana sudah menunjukkan geliat
positif. Seperti yang diutarakan Arliandy Pratama Arbad, ketua Forum Studi
Teknik (FST) periode tahun 2013. Arbad, begitu ia disapa, mengungkapkan bahwa kecenderungan pertumbuhan
minat mahasiswa terhadap riset terus berkembang. “Antusiasme mahasiswa teknik
sudah bagus. Peran FST pun sudah bagus, tapi masih perlu dukungan lebih dari
birokrasi dan forum studi di masing-masing jurusan,” ungkapnya.
Arbad |
Hal ini
tentu sangat disayangkan, literatur khususnya jurnal harusnya mudah ditemukan
di sebuah universitas riset. Mengingat jurnal merupakan salah satu luaran yang
menjadi indikator seberapa besar kualitas riset yang dimiliki.
Contoh Teknik Kimia
Melihat
tren beberapa tahun belakangan, perkembangan riset di Jurusan Teknik Kimia
terlihat paling menonjol jika dibandingkan jurusan di Fakultas Teknik lainnya. Hal ini diakui oleh Bagus Hario Setiadji,
koordinator UPPM Bidang Penelitian
Fakultas Teknik Undip tahun 2012. “Memang sejauh ini Tekim yang terlihat paling
bagus di Fakultas Teknik,” ungkapnya.
Dari 13
tim PKM yang beranggotakan mahasiswa Fakultas Teknik dan dinyatakan lolos
mewakili Undip di Pimnas yang ke 25 pada tahun 2012 lalu di UMY Yogyakarta, 5 tim
diantara melibatkan mahasiswa Teknik Kimia.
Prestasi
serupa juga ditunjukkan oleh dosen-dosen dari Teknik Kimia. Dari data dosen
berprestasi yang dimiliki Kasubag Kemahasiswaan Fakultas Teknik, Teknik Kimia
mendominasi sejak tahun 2007 sampai sekarang. Prestasinya pun beragam, salah
satunya ialah dosen berprestasi tingkat nasional.
Pembantu
Dekan III Fakultas Teknik saat ini, Prof. Dr. Ir. Abdullah, MS yang memperoleh
predikat ketua jurusan berprestasi nasional ranking ke-1 pada tahun 2010, juga
berasal dari Teknik Kimia. Terbaru, ia telah memperoleh predikat guru besar,
menyusul tiga guru besar yang telah ada sebelumnya.
Nama-nama
diatas memilki satu benang merah, yaitu
sama-sama telah memperoleh gelar Doktor, elemen penting dalam perencanaan
konsep suatu penelitian. Melihat fakta tersebut tentu mahasiswa Teknik Kimia tidak
mengalami kesulitan memperoleh bimbingan dalam riset yang ingin dijalankannya.
Teknik
Kimia secara resmi dibuka pada tahun 1965 silam, dari sekian tahun tersebut
pembangunan demi pengembangan telah dilakukan di berbagai aspek, termasuk
didalamnya pembangunan dan pengembangan fasilitas laboratorium.
Saat ini Teknik Kimia memiliki 12 laboratorium
yang terdiri dari 6
laboratorium instruksional dan 6 laboratorium keahlian. Laboratorium
instruksional meliputi Laboratorium Dasar Teknik Kimia I dan II, Mikrobiologi,
Proses Kimia, Operasi Teknik Kimia dan Komputasi Proses. Sedang laboratorium keahlian meliputi Teknologi Separasi, Bioproses,
Rekayasa Proses dan Energi, Rekayasa Pengolahan Pangan, Pengolahan Limbah,
serta Instrumen Analisis.
Dengan
kondisi yang kondusif tersebut, secara perlahan akan menumbuh kembangkan
kesadaran mahasiswa terhadap riset. Fakta bahwa penelitian dibidang ilmu kimia saat
ini cenderung lebih aplikatif turut mendorong berkembangnya iklim riset disana.
Beberapa hasil karya merekapun sudah cukup banyak dirasakan manfaatannya.
ilustrasi |
Satu hal pendukung ialah
ikatan alumni yang masih kuat. Tak jarang di sana mahasiswa yang masih aktif
maupun yang sudah lulus yang memiliki
prestasi dibidang riset diundang dalam suatu acara sharing pengalaman
dan tips bagaimana penelitian yang baik tersebut.
0 comments:
Post a Comment