***
Pengajar
Muda, mimpi terindah saya dalam waktu dekat ini. Ada sejuta makna menjadi
seorang Pengajar Muda [PM]. Kalo Indonesia Mengajar bilang, “setahun mengajar,
seumur hidup menginspirasi”.
Ya. Kurang
lebih setahun kita ditempatkan di salah satu dari 17 kabupaten terpencil
dipelosok nusantara. Tetapi itu saya anggap sebagai kewajiban, bukan tuntutan. Karena
mendidik adalah kewajiban setiap mereka yang terdidik. Karena saya terdidik,
maka saya memiliki kewajiban untuk itu.
Hari jum’at,
2 Mei 2014 yang lalu, saya bersama kawan se-visi di komunitas geodet berbagi,
namanya enersia, kami mengikuti salah satu event bertajuk roadshow Indonesia Mengajar
[IM]. Acara berlangsung di gedung pasca sarjana di kampus Undip Pleburan.
Lumayan rame pesertanya, disana kami juga bertemu kawan di komunitas turun
tangan, sebuah komunitas inisiasi seorang Anies Baswedan. Saya juga join
disana.
[Dari kiri: Lina, Prof Eko, Hikmat dan Andhika] |
Event-nya
sangat berkualitas, baik moderator maupun pembicara. Nur Novilina, mantan ketua
senat fakultas teknik menjadi moderator. Pembawaan-nya sangat luwes, tapi
bersahaja sih, setipe aviani malik. Si reporter Metro [mantan stasiun televise kesukaan
saya, tidak setelah ada partai nasdem].
Pembicara
pertama Hikmat Hardono, direktur eksekutif IM. Kedua ada Prof. Ir. Eko
Budiharjo, rektor legendaris Undip, periode 1998-2006 dan pembicara ketiga
adalah Andhika Mahardika, pengajar muda alumnus Undip yang telah bertugas
selama 14 bulan di Aceh Utara.
Banyak hal
tentang IM saya ketahui dari bapak Hikmat, mulai dari filsafat, sejarah, sampai
kepada teknis penugasan pengajar muda. Menurut dia, IM ada bukan hanya untuk
melengkapi, tapi memperbaiki kulaitas pendidikan bangsa. Bahkan, IM mampu
memberdayakan daerah yang “harus” didorong untuk berkembang.
Sementara
Prof Eko lebih mengutarakan kondisi pendidikan bangsa lewat kacamata beliau
sebagai budayawan dan praktisi akademik. Beliau mengutarakan bahwa persoalan
dunia pendidikan seperti perkelahian antar pelajar, dll adalah sebuah dampak
dari ketiadaan pendidikan karakter dan moral dalam dunia pendidikan. Bukankah
di Indonesia hanya diajarkan ilmu alam? Bagaimana dengan ilmu akhlak?
Hal menarik
saya peroleh dari mas Andhika Mahardika. Seorang enginer lulusan Teknik Mesin
tahun 2011. Pria asal Pemalang asyik bercerita pengalaman selama bertugas di
Aceh Utara. Berbagai macam kegiatan selama mengajar ia utarakan dengan gamblang.
Suka duka selama disana. Tetapi ada hal menarik yang saya peroleh. Bahwa untuk
mengajar itu mudah. Yang terpenting kuatkan niat dan jadilah diri sendiri. Keunikan
jati diri akan membawa kita kepada kesuksesan. Kata dia sih gitu. Bener juga
sih. Hehe.
Acara
selesai pukul 17.30, tiga jam setelah acara resmi dibuka oleh bapak Warsito,
Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan Undip. Terimakasih Indonesia Mengajar.
Kalian memberikan saya sekeranjang inspirasi. Yang mungkin akan saya terapkan
di komunitas geodet berbagi.
Dalam
perjalanan hidup, semoga semakin baik dan lebih baik. Dalam setiap usaha, IM
akan saya jadikan salah satu prioritas tujuan. Semoga Alloh merestui. Kalau-pun
tidak tercapai. Memang itu yang terbaik. In GOD we Trust.
0 comments:
Post a Comment