Sunday, 8 June 2014

Surat Anak Jalanan

Posted By: Unknown - 3:11 am

Share

& Comment


***

Assalamu’alaikum…

Selamat malam teman. Sudah lama jemari tak menyapa tulisan. Belum pandai pula aku menulis sajak romantis. Entah mengapa. Tak apa, toh aku masih bisa berbagi sedikit cerita dengan kalian. Tulisan yang aku buat seusai istirahat. Pukul, 12.55 malam, saat hari sabtu berganti menjadi hari minggu. Atau hari Ahad saya bilang. Begini ceritanya.

Pukul 23.00 seusai bermain futsal di calcio, kami berenam melepas lelah di sebuah angkringan samping jembatan layang, ngesrep. Beberapa saat kami melepas lelah dan saling melempar canda. Hingga rasa lelah tersebut perlahan teratasi. Kami menyudahi istirahat. Beberapa rupiah kami keluarkan untuk membayar jajanan murah yang barusan kami makan. Kemudian bergegas pulang.

Perlahan aku berjalan menuju motor yang terparkir di bahu jalan. Fikirku teralihkan, tertuju pada seorang anak kecil yang duduk dibahu jalan tak jauh dari motorku. Menurutku, ia seumuran siswa kelas 2 SD.  Secara kasat mata ia terlihat seperti anak jalanan. Ia nampak sibuk memperbaiki ikatan tas kecil yang ia sematkan dipinggang. Kail perekat ikatan nampaknya sudah rusak. Kemudian ia menggantinya dengan sebuah kabel kecil yang masih terdapat solder diujungnya.

Ketika ku tanya siapa namanya, ia tak menjawab. Kemudian aku tanyakan di mana ia tinggal, ia menjawab Mranggen. Sebuah daerah perbatasan kabupaten Demak dan kota Semarang. Kurang lebih menempuh perjalanan motor selama 45 menit dari ngesrep. Mungkin bisa anda bayangkan? Anak seusia dia “bermain” sejauh itu dan ditengah malam pula. Apakah tidak ada taman bermain disana? Entahlah.

Satu lagi pertanyaan yang belum terjawab. Dengan apa ia pulang ke Mranggen!? Naik angkot? Nggak ada transportasi umum ditengah malam. Namun aku sudah terlanjur balik ke kos 7D. Lagipula, ia mulai tak nyaman menerima beberapa pertanyaanku. Memang seperti itulah anak jalanan. Kadang dipaksa oleh “orang tua asuh” untuk tidak banyak bercerita kepada orang lain.

***
Kemisikinan merupakan salah satu akar dari permasalahan bangsa, sebab dan akibatnya pun sangat beragam. Tak cukup kemampuanku untuk menganalisanya satu persatu. Yang jelas. Tak mungkin seorang anak kecil memilih bahu jalan sebagai tempat bermain, ditempat yang jauh dan ditengah malam pula. Padahal seusia dia, saya sudah dicari oleh orang tua ketika adzan maghrib berkumandang namun saya belum balik rumah.

Eksploitasi tak bermoral terhadap anak sangat ditentang oleh aturan negara, terlebih aturan agama. Anak adalah sebuah karunia. Investasi kita ketika jasad berdiam di liang lahat. Kelak di pundak mereka pula nasib bangsa diamanahkan. Kondisi mereka sekarang adalah cerminan wajah bangsa berpuluh tahun kedepan. Jika hak memperoleh kasih sayang, pendidikan moral dan ilmu pengetahuan tak mereka dapatkan, bagaimana kualitas bangsa kita kelak?. Seperti itu lah…

Mungkin sekarang anda sedikit sadar, namun itu saja ternyata tidak cukup. Terfikirkan kah anda untuk ikut turun tangan mengatasi permasalahan tersebut? Jika belum tentu anda harus lebih banyak bersyukur. Jika anda memiliki kesadaran untuk mencerdaskan anak bangsa, termasuk anak jalanan, maka mulailah take action sekarang juga.

“Berhentilah mengutuk kegelapan, mulailah menyalakan lilin.”

Salah satu saran dari saya untuk anda (baca: mahasiswa) adalah join ke komunitas sosial. Kembangin ide dan rasa empatik kalian disana. Syukur syukur bisa mengajak beberapa teman untuk membentuk sebuah komunitas sosial pendidikan. Berapa banyak pahala yang kalian dapatkan. Banyak. Kedua mungkin bisa dengan menyumbangkan donasi secara kontinu kepada lembaga sosial pendidikan yang anda percayai.

“Lanjutkan rasa peduli anda menjadi sebuah tindakan nyata. Walau kecil, namun itu lebih berarti daripada sekedar rasa peduli berlebih”

Mari bersama sama kita mengurai benang kusut permasalahan bangsa. Mulai sekarang juga. Dengan hal kecil, sebisa anda melakukannya. Sekarang. Dan jadilah manusia terbaik, yang bermanfaat bagi orang lain. Khoirunnas anfa’uhum linnas.

Wassalamu’alaikum…




About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.