Monday, 24 March 2014

Guru Semanis Gula

Posted By: Unknown - 1:42 pm

Share

& Comment

Semasa kanak-kanak, saya hanya mengenal Gula sebagai suatu hal yang manis. Seiring waktu berjalan dan mulai memahami indah dunia, Gula tak lagi mampu menyatakan bahwa hanya dirinya saja yang manis. Setidaknya itu yang saya rasakan. Pengalaman mengais ilmu di kota gudeg beberapa waktu lalu mampu mengubah persepsi saya mengenai persepsi manis itu sendiri.

Hari ketiga training software surveying di PT. Frasta Education Training Centre berasa berbeda dari hari sebelumnya. Keenam kawanku mungkin biasa saja menyambut hari itu. Tapi tidak dengan diriku. Aku menyambutnya dengan penuh harap. Tak sabar rasanya. Menuntut ilmu kepada perempuan yang menurutku pantas untuk aku idamkan. Setidaknya sampai tulisan ini selesai aku buat.

Wajahnya oval, bibir paruh burung lembut, terlihat manis saat tersenyum. Tak sedikitpun bedak yang menempel diwajahnya. Cerah dan begitu alami. Yang selalu aku ingat, sebuah bros berbentuk bunga matahari ia hiaskan di depan pundak sebelah kiri. Mengikat kain kerudung lebar berwarna kuning nan indah.

Hari itu ia nampak anggun memakai baju lengan panjang warna coklat muda bermotif bunga. Tak bergitu longgar, namun tak memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ia pandai menyingkap aurat. Mahkota paling berharga. Rok panjang perpaduan warna kuning, merah dan sedikit garis coklat menyempurnakan penampilan. Sepatu sandal warna hijau tua menemani setiap inchi langkah anggun.

Gaya bicaranya lembut, seperti perempuan jawa kebanyakan. Walau kurang keras, namun begitu mendengung digendang telinga. Merdu seperti melodi. Jarang ia terlihat serius. Lebih banyak senyum dan tertawa walau kadang hanya sesimpul. Terbayang jika suatu saat sudah bekerja dan kembali kerumah, melihat istri tersenyum simpul semanis dirinya, pasti hilang semua beban, walau menumpuk sebesar Brontosaurus.

Ia lulusan Diploma UGM, Jurusan sama dengan diriku, Geodesi. Pintar sudah pasti. Pelatihan software Surpac mudah ia paparkan. Kami juga mudah mengerti. Kurang apa coba? Cantik iya, Pinter iya. Walau kurang mengerti seperti apa kepribadiannya. Paling tidak, apa yang nampak sudah mampu memperlihatkannya. Pakaian yang anggun namun tak melanggar aturan agama cukup mengatakan bahwa ia seorang yang patuh terhadap aturan, terutama aturan agama yang ia yakini.

Ingin rasanya menulis lebih banyak tentang dirinya. Namun, hanya sebentar saja diriku bertegur sapa. Itupun sebatas formalitas trainer dan peserta. Terlebih, setelah tahu dia sudah menikah, baru beberapa bulan yang lalu, oktober kalau tidak salah dengar.

Saat ia mengatakan, saya sudah menikah beberapa bulan lalu,  aku lantas berfikir dalam, “andaikan aku yang jadi suaminya!” hahaha. Tapi itu nggak boleh aku lakukan, walau hanya sebatas alam khayal. Itu pasti datang dari setan. Sudah saya buang saat itu juga.

Namanya Widya, lengkapnya aku tak tahu. Ia angkatan 2008, berumur dua tahun lebih diatasku. Semoga ia bahagia bersama keluarga yang baru ia bina. Kalau aku bisa bertemu suaminya, aku mau bilang, ”anda orang beruntung.” Semoga suatu saat aku mengalami nasib yang jauh lebih beruntung dari suami mbak Widya.

Aamiin.

Andai semua guru itu manis dan bersahaja. Andai saja.

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.