“Generasi
Muda sebagai pewaris, penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sebagai sumber
insani bagi pembangunan nasional, ibarat mata rantai yang tergerai panjang,
posisi generasi muda dalam masyarakat menempati mata rantai yang paling sentral
dalam artian bahwa, pemuda berperan sebagai pelestari nilai budaya, kejuangan,
pelopor dan perintis pembaruan melalui karsa, karya dan dedikasi.” Kurang lebih
seperti itulah departemen pertahanan negara indonesia mendeskripsikan sosok
pemuda.
Memang benar adanya jika pemuda juga
sering disebut agent of change yang memberi perubahan dan membentuk wajah
bangsanya mau seperti apa. Baik buruk dan maju mundurnya bangsa, pemuda jua
yang menentukan. Maka diperlukan pemuda unggulan untuk memajukan suatu bangsa.
Bangsa indonesia ialah bangsa yang
besar, beribu pulau beratus suku dan bahasa membentang dibumi nusantara dari
sabang sampai merauke. Kekayaan alam yang melimpah ruah dan letak geografis
dalam percaturan dagang dunia yang strategis ialah salah satu bukti karunia
Allah SWT yang tiada terkira nilainya.
Dengan kebesaran bangsa indonesia dan
kekayaan alamnya apakah belum cukup untuk menjadi bangsa yang terhormat?
Kenyataannya kita bukanlah bangsa terhormat, berapa kali bangsa kita
dilecehkan, kedaulatan kita diusik, serta seberapa besar posisi bangsa ini
dalam percaturan dunia?
Problem Internal
Memang tak mudah untuk memajukan bangsa,
tapi tak mustahil untuk mewujudkannya. Tapi kondisi kekinian bangsa indonesia
masih jauh dari harapan, korupsi masih menjadi konsumsi, tawuran dijadikan
kegiatan, narkoba dan sabu bukan barang tabu dan tengoklah ke masjid, berapa
pemuda yang ada? Satu atau dua? Tak banyak.
Masalah diatas memang beragam, tapi
penyebab utamanya sama ialah masalah degradasi akhlak dan mental para pemuda.
Pemuda yang jauh dari akhlak islam dan lebih cenderung digiring kearah
kemurtadan dengan cara kamuflase yang sangat rapi sehingga tanpa kita sadari
pola hidup dan pola pikir pemuda telah jauh dari nilai – nilai agama islam.
Pemurtadan dengan metode kamuflase
memang sedang hangat – hangatnya diperbincangkan belakangan ini, karena begitu
rapi pola kamuflase tersebut sampai – sampai kita tidak sadar dan baru tahu
ketika kita merasakan efeknya.
Salah satu propaganda pemurtadan yang
sangat populer ialah gaya hidup pacaran yang cenderung membuka jalan ke arah
perzinahan. Apakah ada sunnah nabi yang mengatakan kita diperbolehkan pacaran?
Tentu tidak ada. Tapi bagaimana kenyataannya hari ini, apakah ada pemuda yang
belum pernah pacaran? tak banyak. Gaya hidup barat tersebut lambat laun telah
mengakar dikalangan pemuda indonesia, yang lama kelamaan akan meninggalkan
lebih jauh nilai islami.
Pelajari Teknik Kamuflase
Pemurtadan semakin lama semakin bertubi
– tubi menyerang pemuda bahkan anak – anak melalui berbagai macam cara, dan
celakanya hal itu tak disadari oleh para orang tua. Sehingga mau tak mau kita
harus mempelajari bagaimana dan dengan apa kamuflase tersebut dijalankan
sehingga kita dapati solusi awal mengurangi efek yang ditimbulkannya.
Salah satu jalan kamuflase yang ramai
ialah melalui media baik itu cetak maupun elektronik. Banyak sekali propaganda
pacaran dan gaya hidup bebas dipertontonkan melalui tayangan FTV, sinetron
maupun pemutaran film barat yang tentunya berlatar belakang budaya mereka yang
serba free.
Celakanya TV merupakan salah satu media
elektronik yang sering menampilkan propaganda tersebut malah dijadikan sarana
hiburan dan mengisi waktu luang sebagian besar pemuda indonesia. Tanya kepada
diri kita sendiri, apakah suka nonton TV saat waktu senggang atau beribadah
kepada Allah SWT? walau belum ada survei pasti, apakah ada yang memprotes jika
saya mengatakan bahwa sebagian besar pemuda indonesia lebih memilih menonton
TV?.
Realita yang terjadi sekarang memang
menyakitkan, tapi perlu kita dalami bagaimana kondisi kekinian yang sedang
terjadi. Islam memang tidak melarang kita menonton TV, tapi kita harus waspada
tentang apa yang kita tonton. Bagaimanapun juga acara yang sering kita tonton
akan berdampak secara psikologis terhadap pola pikir dan pola hidup kita. Jadi
sangat dianjurkan kita memilah acara apa yang boleh ditonton dan apa yang
sebaiknya dihindari.
Acara yang direkomendasikan untuk
ditonton tentu saja acara rohani islam, berita agar kita tidak ketinggalan
kabar disekitar kita, acara – acara informatif ataupun motivasi yang
membangkitkan semangat keislaman kita. Tentu sulit untuk berharap adanya
channel islam/muslim mengudara diindonesia karena kebanyakan dunia
pertelivisian indonesia dikuasai oleh orang non muslim ataupun jika orang
muslim yang memimpin suatu stasiun televisi ia lebih memilih mengutamakan
profit ketimbang memperhatikan fungsi sosial sebagai media dakwah.
Tak bijak memang jika kita hanya
mengeluhkan keadaan, memilah tontonan ditelevisi memang bisa jadi solusi awal
dari pencegahan masuknya mindset
pemurtadan didalam benak kita. Akan tetapi lebih jauh lagi, perlu kita pelajari
kenapa pemuda indonesia suka menonton tv. Alasan yang pertama dan utama ialah
karena banyaknya waktu luang. Ada kecenderungan pemuda indonesia tidak suka
mencari kesibukan yang bermanfaat seperti membaca, meneliti, ataupun belajar
dan lebih suka bermain, bersenang – senang dan membuang waktu lama didepan
layar kaca.
Berhenti Membuang Waktu
Mulai dari sekarang perlu kita sadari
betapa berharganya waktu muda yang kita miliki. Berhentilah menghabiskan waktu
hanya didepan layar kaca dan sendau gurau belaka. Lakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi perkembangan kapasitas diri kita sendiri. Ambil contoh kegiatan
mentoring dikampus bagi kita pemuda dan mahasiswa. Dari sana kita banyak memperoleh
manfaat, selain belajar tentang interaksi sosial, pengetahuan, kepemiminan,
kita juga belajar menanamkan mindset pemuda islami yang sesuai Alqur’an dan
As-sunah.
Dengan mengikuti mentoring kita belajar
berinteraksi sosial melalui diskusi dan musyawarah. Menambah pengetahuan kita
baik tentang agama ataupun tentang berita disekitar kita. Dan dengan berkumpul
bersama pemuda lain dan dibimbing seorang pementor yang sudah berkompeten akan
membimbing kita menanamkan nilai dan akidah islam didalam diri kita.
Selain mengikuti mentoring, kita juga
dapat membunuh waktu luang kita dengan kesibukan berorganisasi khususnya
kegiatan kerohaniahan islam (Rohis). Selain dapat menambah jiwa sosial, leadership, menjaga kualitas iman kita,
menghindarkan kita dari maksiat, kita juga dapat menjaga waktu muda kita agar
tetap berkualitas.
Lagi, Propaganda Pelemahan
Akhir – akhir ini kita digegerkan dengan
statement menyesatkan dan bertujuan
menjauhkan pemuda dari nilai islami dengan mengatakan bahwa rohis sebagai salah
satu sarana perekrutan teroris. Padahal berawal dari rohislah dibentuk pemuda
islam yang islami, tapi sekali lagi propaganda kelompok yang ingin pemuda islam
menjauhi syariat agamanya dan agar mengikuti pola hidup mereka yang hedonis telah sukses mengubah wajah
rohis dimata orang awam dan lagi – lagi melalui media televisi.
Apa yang terjadi sekarang memang makin
memprihatinkan, tak sedikit mahasiswa yang awalnya tertarik mengikuti rohis
akhirnya mundur secara perlahan karena niat yang kurang bulat dan didorong
keengganan orang tua memberi restu kepada anaknya karena sudah termakan isu –
isu miring tentang rohis yang belum dibuktikan kebenarannya.
Jadi, kita sebagai pemuda islam harus
membuka mata kita lebar – lebar, hati – hati terhadap propaganda pemurtadan
kepada kita semua pemuda islam indonesia yang makin menjauhi nilai islam.
Bergeraklah dengan membuang waktu luang kita yang sia – sia terlebih dahulu,
setelah itu mulailah berkarya dengan mencintai Allah SWT dan menekuni passion
kita untuk mengisi waktu muda kita agar tetap berkualitas. Bagi kita seorang
mahasiswa perlu mengikuti lembaga dakwah kampus (LDK) untuk memperbaiki dan
menjaga kualitas iman kita serta menyampaikan kepada seluruh pemuda islam agar
terhindar dari propaganda pemurtadan dan kembali berjiwa islami.
Semoga Allah
senantiasa menaungi kita semua, Amiin. Allahu a’lam.
Wahyu
Nur Rohim
0 comments:
Post a Comment