Sunday, 19 May 2013

Terimakasih Muslimah

Posted By: Unknown - 7:55 am

Share

& Comment

Terus terang aku lupa tanggal berapa pertama kali tuhan mempertemukan aku dengan dirimu. Yang aku ingat, saat itu aku membawa sebuah formulir database titipan Sekjen PPMI DK Semarang. Semua LPM Fakultas yang ada di Undip aku beri satu persatu, tak terkecuali LPM di Fakultasmu. 

Pukul 16.30, setelah menunggu hampir setengah jam di ruang tunggu gedung dekanat Fakultas, dengan senyum manis dan sapaan hangat kita berjumpa untuk pertama kali. Kala itu perasaan senang langsung mencuat, ternyata ia seorang muslimah cantik.

Tak seperti biasanya memang, saat pertama mengirim pesan tak terbersit didalam pikiran untuk berharap bahwa seseorang bernama billa adalah seorang wanita cantik dan anggun. Hal itu baru aku sadari betul ketika pertemuan kedua di tempat yang sama untuk megambil formulir yang kemarin aku titipkan.

Pertemuan ketiga, aku masih terlalu ingat, saat berjumpa walau tak sampai satu menit. Subhanallah, jarang aku bertemu wanita yang semakin lama dan sering berjumpa terlihat semakin mempesona. Tak hanya pandangan pertama, pandangan kedua, ketiga dan mungkin seterusnya.

Dalam cerita singkat ini, bukan bagaimana kita berjumpa sampai bagaimana kondisi perasaan di relung hati yang ingin aku tuangkan. Akan tetapi bagaimana seorang wartawan muda yang penuh bercak dosa memahami perasaan hati yang busuk karena memikirkan suatu ketidakpastian. Memang diriku bau, tetapi aku yakin sebusuk – busuknya bau bantar gebang masih bermanfaat juga bagi segelintir orang.

Singkat cerita, perasaan “galau” yang sekian lama dalam catatan kehidupan tak pernah ku rasa, akhirnya menjangkiti perasaan dan fikiranku. Beberapa saat lalu sempat perasaan gundah memuncak dan hanya ingin memikirkan dirimu, Astaghfirullah. Dirimu terlalu mengganggu fokus kuliah dan ibadahku, itu yang aku sangat sesalkan.

Tetapi itu mungkin yang namanya cinta, aku tak mau menyesali dan menghakimi diri yang hina. Sebagai seorang muslim, berbohong adalah dosa besar, jujur disini aku tulis aku berharap kamu jodohku. Tetapi, melihat realita yang ada, tanpa menafikkan bahwa jodoh di tangan Alloh, dirimu memang terlalu wangi.

Serba salah ternyata, saat awal jumpa rasanya ingin menjadikan dirimu sebagai pendamping. Tetapi, setelah lebih mengenal malah hati kecil berbicara bahwa dirimu terlalu muslimah untukku. Entah itu firasat hati ataukah bisikan syetan, sampai saat ini aku masih merasa kurang pantas dan terlalu rendah untuk menggapaimu.

Merusak tali silaturahmi memang tidak diperbolehkan, tetapi jika hamba sering bertemu dia hamba semakin jatuh cinta ya Rab. Sedang hamba ialah seorang yang berangan besar. Maaf kan lah hamba yang tak bisa bersyukur dan sempat berburuk sangka jika Engkau terlalu cepat memperlihatkan seorang bidadari walau ini belum di surga. Astaghfirullah, maaf ya Alloh.

Anggap saja galau ku tadi adalah akumulasi kelemahan iman yang tak sempat aku perbaiki. Segala kebenaran datang dariMu dan segala perasaan salah pasti datang dariku yang tak mampu memahami kebenaran yang secara jelas Engkau paparkan. Tetapi ada sebuah nilai Hikmah yang aku dapatkan, aku jadi lebih mengerti wanita seperti apa yang seharusnya aku perjuangkan tanpa ada toleransi sebagai wanita seumur hidupku.

Dari dirimulah aku semakin memahami betapa cantiknya seorang muslimah. Ya Rab, semoga wanita yang akan aku dapatkan ialah wanita yang solehah, cantik, berhijab yang seharusnya, bertutur kata dan bersikap yang bersahaja dan pandai menempatkan diri seperti billa. Amin ya Rab.

( ditulis langsung oleh Wahyu, dalam kondisi seperti biasa, lemah iman dan perasaan busuk di dalam hati dan fikiran ) _ semoga kita sempat memahami dosa kita semua 




About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.