Sunday, 2 February 2014

Ini Alasan Konflik di Timur Tengah

Posted By: Unknown - 10:33 am

Share

& Comment

Siang cukup terik di Tembalang pada hari itu. Seorang anak muda berbadan tinggi agak kurus berjalan bersama seorang warga negara Libya bernama Wanis. Kaki Wanis dan Randy melangkah di sepanjang jalan trotoar kampus. Gerak verbal tubuh mereka mengisyaratkan pembicaraan yang cukup serius.

Didepan mereka ada seorang perempuan berdiri di pinggir jalan depan gedung dekanat fakultas teknik, ia terlihat tengah menunggu angkot. Ia berdiri tepat disamping rambu berbentuk lingkaran dan berwarna kuning, bertanda huruf s dengan sebuah garis hitam menyilang. Tanda tak seorangpun boleh berhenti di area tersebut.

Melihat hal tersebut. Wanis, langsung menghampiri dan menegur-nya. “What are you doing here. Can you see this (rambu)?.” Bla bla bla. Panjang lebar Wanis menasihati perempuan tersebut. Intinya, ia menasehati perempuan tersebut agar melihat tanda rambu dilarang berhenti dan lebih patuh pada peraturan yang berlaku.

Perempuan itu hanya diam dan sedikit ketakutan. Ia sangat faham maksud gerak tangan Wanis, namun tidak memahami kesemua perkataan-nya. Dengan perasaan kesal, Wanis meninggalkan Randy dan perempuan tersebut.

Sementara itu, Randy yang cukup mengerti bahasa Inggris,  mencoba menerjemahkan apa yang dikatakan oleh Wanis. Randy dan perempuan tersebut memulai pembicaraan. Cukup panjang lebar Randy menjelaskan hal tersebut.

Tak diduga oleh Randy sebelumnya, Wanis yang sudah berjalan dahulu tiba-tiba kembali dan malah berbalik memarahinya. Seketika ia terkejut dan kaget. Berfikir ia dalam hati, “kenapa dia marah-marah?”. Randy masih saja bingung.

Sejenak Randy menenangkan fikiran. Perlahan ia mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Rupanya, Wanis mengira jika Randy yang sedari tadi berbicara panjang lebar dengan perempuan tersebut, dengan bahasa yang tak dimengerti oleh Wanis tentunya, yang sebenarnya bermaksud untuk menerjemahkan nasehat-nya, malah dianggap sedang membicarakan diri-nya dibelakang.

Sebagai seorang muslim, Wanis tentu paham kalau membicarakan orang lain itu dosa. Namun, Wanis terlalu terburu-buru untuk mengambil kesimpulan jika Randy dan perempuan tersebut tengah membicarakan diri-nya. Padahal Randy hanya ingin menyampaikan nasehat bijak Wanis kepada perempuan tersebut, agar lebih mudah dipahami.

Randy hanya berfikir dalam hati “semua ini salah paham. enggak ada yang salah. mungkin tak ada yang salah juga dalam konflik di timur tengah. semua-nya hanya salah paham. hanya kurang komunikasi dan musyawarah mufakat.”



About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

2 comments:

Wahyu Nur Rohim said...

kamal saleh | talk islam

Wahyu Nur Rohim said...

makasi Randymen. Fitur Comment ku uda jadi lagi, hehe.

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.