Siang cukup
terik di Tembalang pada hari itu. Seorang anak muda berbadan tinggi agak kurus
berjalan bersama seorang warga negara Libya bernama Wanis. Kaki Wanis dan Randy
melangkah di sepanjang jalan trotoar kampus. Gerak verbal tubuh mereka mengisyaratkan
pembicaraan yang cukup serius.
Didepan
mereka ada seorang perempuan berdiri di pinggir jalan depan gedung dekanat
fakultas teknik, ia terlihat tengah menunggu angkot. Ia berdiri tepat disamping
rambu berbentuk lingkaran dan berwarna kuning, bertanda huruf s dengan sebuah
garis hitam menyilang. Tanda tak seorangpun boleh berhenti di area tersebut.
Melihat hal
tersebut. Wanis, langsung menghampiri dan menegur-nya. “What are you doing
here. Can you see this (rambu)?.” Bla bla bla. Panjang lebar Wanis menasihati
perempuan tersebut. Intinya, ia menasehati perempuan tersebut agar melihat
tanda rambu dilarang berhenti dan lebih patuh pada peraturan yang berlaku.
Perempuan
itu hanya diam dan sedikit ketakutan. Ia sangat faham maksud gerak tangan Wanis,
namun tidak memahami kesemua perkataan-nya. Dengan perasaan kesal, Wanis
meninggalkan Randy dan perempuan tersebut.
Sementara itu,
Randy yang cukup mengerti bahasa Inggris, mencoba menerjemahkan apa yang dikatakan oleh
Wanis. Randy dan perempuan tersebut memulai pembicaraan. Cukup panjang lebar Randy
menjelaskan hal tersebut.
Tak diduga
oleh Randy sebelumnya, Wanis yang sudah berjalan dahulu tiba-tiba kembali dan
malah berbalik memarahinya. Seketika ia terkejut dan kaget. Berfikir ia dalam
hati, “kenapa dia marah-marah?”. Randy masih saja bingung.
Sejenak
Randy menenangkan fikiran. Perlahan ia mulai memahami apa yang sebenarnya
terjadi.
Rupanya, Wanis
mengira jika Randy yang sedari tadi berbicara panjang lebar dengan perempuan
tersebut, dengan bahasa yang tak dimengerti oleh Wanis tentunya, yang sebenarnya
bermaksud untuk menerjemahkan nasehat-nya, malah dianggap sedang membicarakan diri-nya
dibelakang.
Sebagai
seorang muslim, Wanis tentu paham kalau membicarakan orang lain itu dosa.
Namun, Wanis terlalu terburu-buru untuk mengambil kesimpulan jika Randy dan
perempuan tersebut tengah membicarakan diri-nya. Padahal Randy hanya ingin
menyampaikan nasehat bijak Wanis kepada perempuan tersebut, agar lebih mudah
dipahami.
Randy hanya
berfikir dalam hati “semua ini salah paham. enggak ada yang salah. mungkin tak
ada yang salah juga dalam konflik di timur tengah. semua-nya hanya salah paham.
hanya kurang komunikasi dan musyawarah mufakat.”
2 comments:
kamal saleh | talk islam
makasi Randymen. Fitur Comment ku uda jadi lagi, hehe.
Post a Comment