Tuesday, 28 January 2014

Alur Abstrak Serial Panggung Politik

Posted By: Unknown - 1:05 am

Share

& Comment

Artikel kiriman dari Ibrahim Noor Faisal -I'ib-
Bagus untuk kalian penggemar politik :

I'ib

Sebuah judul lagu yang cukup terkenal di zamanya. Utopia, awal tahun dua ribu kalian akan sering mendengarnya. Sebuah lagu yang menjadi soundtrack sinetron yang kalian nantikan hingga belajar tak lagi mengasikkan.

Saat ini Lagu ini bagaikan sebuah ramalan, menggambarkan sosok yang ada seolah tak berada, sosok yang jelas terlihat seperti kasat mata, sungguh mengenaskan. Apabila anak muda merasa dirinya dicampakan oleh pasanganya. Kalian harus bertanya bagaimana perasaan sosok ini ?

Dan setelah mendengar jawabanya mungkin kalian akan merasa menjadi manusia yang beruntung. Mengapa mengenaskan ? Adakah hal lebih mengenaskan selain di tengah keramaian tapi kalian terasing ? Dilupakan, di buangan dan tak dianggap. Kondisi paling mengerikan di banding kematian sekali pun.

Mantan gubenur koperasi simpan pinjam negara yang naik pangkat  menjadi wakil raja akibat kesalahan menambahkan satu angka nol. Hal ini tidak mengherankan saat sinetron menjadi tayangan yang mendominasi di sebuah negeri.

Sutradara sudah menyetingnya, pemeran utama memainkan dengan sangat bagus apalagi sang dewi padi yang seolah mendapat prestasi dunia untuk menutupi kesalahan sang raja. Dan saya rasa kalian sangat menikmatinya. Bukan begitu ?

Sang wakil raja seperti mati, dia tak pernah terlihat sekalipun mendampingi, sebab dia bukan permaisuri raja yang selalu setia mendampingi, istri boleh mendampingi dimana pun dan kemana pun, dan sang wakil raja ? biarkan saja masyarakat tak mengingatnya, sebab wakil hanya akan mengingatkan para rakyat dengan uang triliunan yang entah kemana itu, dan itu mengerikan.

Sang raja tak membiarkan rakyatnya terjebak masa lalu yang menyakitkan, hal yang sangat mulia. Kalian tak akan pernah menyadari tentang kemuliaan sang raja ini. Sang raja mungkin berpikiran “Teringat kesalahan mantan saja bisa membuat kalian trauma apalagi dengan kesalahan sebesar  ini”. Ini akan menyebabkan Kalian tak akan bisa berkembang, dan demi itu sang wakil raja melakukan ini, perngorbanan ini membuat saya terharu.

Media pun mengerti dengan skrip sinetron yang ingin dibuat sang raja, mereka tak dapat berkutik apalagi pemimpin mereka adalah teman-teman baik sang raja, mereka tak ingin menyakiti perasaan majikanya. Banyak sekali pengorbanan dari berbagai sisi yang harus dilakukan para pembuat sinetron ini demi rakyatnya merasa senang, tenang dan seolah tak terjadi apa apa.

Mungkin cerita pengorbanan para pembuat sinetron ini apabila di tuliskan dalam sebuah buku akan menjadi buku best seller yang akan melegenda, buku sekelas laskar pelangi, sang pemimpi apalagi hanya buku buatan seorang lulusan taruna nusantara yang tak terkenal seperti rahasia meede dan negara kelima, sudah pasti akan kalah popularitasnya.

Buku ini akan terus di kenang dan tanggal penerbitanya akan menjadi hari nasional yang rutin dirayakan setiap tahunya, pengorbanan para pembuat sinetron ini jelas mengalahkan pengorbanan Tan Malaka dengan Gerpolek Madilog, atau Moh. Hatta a.k.a Muhammad Attar dengan Vrij Indonesia, atau bahkan pengorbanan sang proklamator yang tak tergantikan sepanjang masa Ir. Soekarno dengan sembilan istri untuk sembilan revolusi yang beliau lakukan.

Itu semua tak seberapa dengan pengorbanan para aktor, aktris dan semua kru yang membuat sinetron yang sangat menghibur bagi kita, susah sekali di tebak alur ceritanya dan selalu menimbukan pertanyaan “secepat inikah negeri ini hancur?” di benak para rakyatnya.

Ini jelas sinetron yang berkualitas, hampir genap sepuluh tahun masyakat ini terus menikmatinya. Meski pada tahun kedelapan dan sembilan sinetron ini di guncang masalah. Lagi lagi para kru dalam sinetron ini mengajarkan tentang perngorbanan.

Empat kru dalam rumah produksi ini rela berkata bersalah dan di hukum demi produksi sinetron yang sangat menghibur rakyat ini di teruskan, mereka rela menerima pengapnya hotel prodeo. Bahkan salah satu dari keempat kru ini rela di gantung di monumen nasional yang mirip dengan lambang VOC milik belanda dahulu kala, meski hukum di kerajaan ini jelas tak mengizinkanya, kecuali mereka adalah teroris ala Amerika yang notabene banyak alim ulama.

Mungkin yang menghukum beranggapan, mereka sudah banyak berbuat baik di dunia dan mendapat banyak pahala, dari pada mereka terus hidup dan berpotesi terjebak dalam dunia yang semakin gila ini, lebih baik mereka segera mengirimkan teroris ala Amerika ini ke surga-Nya. Imajinasi yang bodoh.

Sinetron ini sungguh mendebarkan bukan ? Hanya dalam sinetron ini kita tak pernah melihat pemeran utama yang notabene adalah raja dan wakil raja, sinetron ini juga mengajarkan kami untuk tak perlu prestasi olahraga untuk menjadi menteri, kami bebas dari mana saja, bahkan seorang penikmat film panas yang bisa menyatakan asli dan palsu sekalipun.

Dan hal yang tak terduga lagi saat penasehat hukum berlagak menggantikan peran sang wakil di samping sang raja. Sungguh tak pernah saya saksikan alur cerita sebagus ini dalam sinetron sinetron sebelumnya. Dan sungguh saya tak bisa membayangkan perasaan sang raja jika memang dia masih hidup.


Terima kasih sang raja atas sinetron dua session mu ini, kami sangat menikmati-nya, dalam setiap detiknya kami sangat menikmatinya, sinetron ini juga menyadarkan kami tuan, bahwa negeri ini tak lagi aman, semua jelas seperti permainan, kau ikut ? itu akan menyenangkan, kau menolak ? Siap siap menjadi pecundang sembali menunggu kehancuran yang semakin hari semakin jelas kelihatan.

By ibra 7 januari 2014

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.