Pak BDY beraksi dengan Geofis kebanggaannya |
Geodesi fisis, awalnya aku tak
merasakan suatu perbedaan, sama seperti mata kuliah geodesi lainnya. Iya, nggak
ada yang aneh. Walau geng rajin bilang kalau materi ini agak susah –berdasar
pengalaman 2009–, tapi seperti biasa, aku percaya diri aja.
Dosen kelas
Geofis namanya Bambang Dharmo Yuwono, kita manggilnya BDY, biar hemat energi
dan oksigen, efeknya mampu mengurangi pencemaran udara kampus yang mulai
menipis, karena banyak nyimpen angkatan tua, semoga mereka cepat diberi
kemudahan oleh Tuhan, Aamiin. Pak BDY memulai kuliah dengan enak, walau dia sering
telat masuk kelas.
Makin sering
kuliah, perlahan kurasakan suatu
keanehan, entah aku saja atau juga dirasakan oleh temen satu kelas. Satu yang
pasti tak merasakannya, si Ayu. Dia cewek. Cantik. Pinter. Kurang apa coba? Cuma
kurang satu, kurang memahami bagaimana perasaan kami yang tak mengerti materi
kuliah –ekpresi raditya dika sedih–. Apa Ayu merasakan betapa sesaknya dada saat
pak BDY mulai beraksi di depan papan tulis? mungkin hanya kami.
Andaikan Ayu
merasakan, ketika satu kelas di tanya Undulasi, hanya Ayu yang bisa jawab. Owh God.
Bagaimana bisa satu kelas membisu, atau pura-pura mati?. Tak berdaya menghadapi
serangan bertubi materi gravitasi dan gaya berat relative. Andai Ayu tau –nyanyi–.
Ada pengalaman menarik, sore di hari
jum’at, usai ujian penilaian tanah, kita –aku dan pakaya– sholat di masjid
MPD sebelum ke kos Ayu. Kita berharap ada sedikit pencerahan. Iya, saat itu
dunia kami gelap, karena Geofis.
Berdua kami naik
motor Xeon warna orange mirip motor tukang pos yang lagi nganter surat.
Motornya masih kotor, laiknya yang punya. Uda dunia-nya gelap, kotor pula, kasian
sekali yang punya motor. Demi geofis, kita telah bulat tekat ke kos Ayu.
Sampai kami di
kos Ayu di belakang SPBU ngesrep. 20 Menit kami harus nunggu Ayu dibangunin,
shalat, dan dandan. Sejenak, Ayu muncul dari atas tangga. Pakaya dan Ayu
memulai diskusi. Bagai orang bego, walau kurang pinter dan mengerti materi, aku
coba mengikuti apa yang mereka diskusikan.
Walau aku
menatap mata ke arah mereka berdua, tak satupun mereka memperhatikanku, mereka
asyik berdiskusi, aku di acuhkan. Resiko menjadi orang bodoh, lebih tepatnya malas
belajar. Pesen buat kalian, jadi-lah orang pinter, gampang caranya, jadilah
orang rajin. Hanya saja susah ngejalaninnya. Bisa kalau ada niat.
Satu hal luar
biasa terjadi, dengan lancar Ayu menjelaskan panjang lebar kepada kami bagaimana
memperoleh undulasi tertinggi dan terendah. Baru tadi aku mengenal simbol psi,
plm dan lainnya. Hebatnya, tanpa teks maupun buku, Ayu sanggup menuliskan rumus
N yang panjang. Gimana bisa? Hanya Ayu dan Allah yang tahu.
Untung, diakhir
ngobrol Ayu menawarkan soal UTS kemaren beserta jawaban soalnya kepadaku. Rasanya itu,
mau terbang –Alay– ke udara bebas. Hahaha. Kata Ayu materi UAS sama dengan UTS
kemaren. Jadilah aku pulang kos membawa fotokopi sedikit catatan, soal dan
jawaban soal UTS dari Ayu. Si ratu akademik.
Pelajarannya, jangan terlalu takut pada
suatu permasalahan. Minta petunjuk kepada Tuhan. Lakukan suatu hal yang masuk
akal, seperti minta di ajarin atau belajar bareng Ayu. Ilmu dan solusi akan
menyusul di belakang. Akhirnya kita menuai kebaikan. Kayaknya sih gitu, sekian.
Makasih banyak Ayuuu.
0 comments:
Post a Comment