Saturday, 18 January 2014

Ku lupakan KKN di bulan Januari

Posted By: Unknown - 6:24 am

Share

& Comment


Foto KKN Tematik Desa Genting
Kuliah kerja nyata, salah satu syarat kita sebelum seminar tugas akhir. Sangat identik dengan terpencil, susah sinyal dan kisah kasih, katanya.

KKN tak ubahnya sebuah pemberhentian level aman dalam kuis Who Want to be A Milliuner. Ketika benar kita naik level, ketika salah kita tak akan turun level. Posisi paling enak dalam sebuah perjalanan panjang menuju titel sarjana.

Nulis KKN jadi keinget sebuah tragedi kemanusiaan yang menimpa beberapa kawan Yooman di semester 7 lalu. Aku pribadi turut bersedih hati ya kawan.

Kisah bermula di akhir bulan juli. Saat aku, ageng dan dwi uzteqyah kerja praktek di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang. Karena kami yang paling deket kampus, dan teman-teman pada mlencar kemana-mana, jadilah aku sama ageng nanyain perihal sks KKN ke Dekanat.

Jadi kita nanya ke pak Happy –sub bag akademik– di ruang kerjanya, “pak, temen-temen mau nanya, kan KKN pada pengen bulan januari, kalau sks KKN di taruh di semester 8 bisa pak? Jadi semester 7 ini sks KKN di kosongin dulu pak, istilahnya nyimpen nilai dulu, soalnya-kan di semester 8 banyak sks yang nganggur (nggak kepakai)  pak!.”

Pak Happy merespon, “iya nanti saya tanyakan dulu ke PD I –pembantu dekan 1– dulu mas.”. setelah menunggu, esok harinya kita dapet jawaban, “bisa mas, nggak papa sks KKN dikosongin dulu di semester 7-nya.”. Raut wajah kami ceria.

Malam hari-nya, Ageng pasang status di FB grup angkatan, “teman-teman, kita bisa ambil 0 sks KKN di semester tujuh ini, sampai jumpa di bulan Januari, hehe. Makasih.”

Kebanyakan komentar adalah Alhamdulillah, Puji Tuhan, Yeeiiii, Horeee dan lain-nya. Dengan 0 sks, mereka bisa memaksimalkan sks di semester 7 untuk memperbaiki beberapa nilai.

Seiring berjalannya waktu, kaum Yooman hidup dengan bahagia dan semua berjalan begitu damai seperti biasa, hingga semua itu berubah saat negara api menyerang. Ya, negara api. Bukan pengendali api macam negeri avatar, tetapi cukup memicu kepanikan publik.

Muka panik merembet ke anak-anak Yooman yang terlanjur meniadakan sks KKN di semester 7. Awan hitam mendung mau hujan lebat dan angin kencang mampu mereka ilustrasikan sendiri. Bagaimana tidak. Ada kabar burung yang mengatakan, “kata pihak jurusan, kita nggak bisa ambil KKN bulan Januari, karena sks KKN nggak kita ambil di semester 7!!!”.

Doorrrr. Bayangan KKN bulan Januari kian menjauh, fakta memang berjalan tidak seperti perkiraan. Tuhan yang menentukan, kita hanya lurusin niat aja. Walau kenyataan bulan Januari tetep nganggur. 

Alhasil, bulan Januari kini menjadi bulan holiday bagi sebagian Yooman. Bulan yang seharusnya mereka ber-KKN ria dan menikmati kegiatan kampus terakhir. Tapi, kalian harus melupakan-nya dan harus mulai menatap bulan Juli, bulan dimana kita seharusnya fokus menghadapi Tugas Akhir (TA). Ya nggak papa lah.

Berbahagia-lah yang sedang KKN, terlebih yang uda KKN Tematik bulan oktober silam. Dan semangat buat yang belum bisa KKN awal tahun ini. Eehhh, kata nya bulan april bakalan ada KKN Tematik, jadi kalian masih ada banyak kesempatan.

Ya apapun takdirnya, pasti itu yang terbaik. Yang senggang bisa gunain waktu di bulan Januari dan Februari untuk mencari judul Tugas Akhir, syukur-syukur kita mampu merencanakan dengan matang seperti apa TA kita. Nyicil dulu lah ya.

Kenyataan bukan kita yang berkehendak, lurusin aja niat, jangan nyalahin pihak lain. ambil celah kebaikan aja, walau itu berada di lubang kenyataan pahit. Semoga birokrasi bisa lebih baik lagi kedepannya. anggep aja salah komunikasi dekanat dan jurusan.


Semangat Yooman ... Keep Positif dan Keep Smile (bukan YKS).

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

0 comments:

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.