Sunday, 5 January 2014

Petisi Geofis

Posted By: Unknown - 12:19 am

Share

& Comment

ilustrasi : komting, denni (tengah) di-ibaratkan abis 
ujian Geofis dan nggak bisa ngerjain.
Hari sabtu, 3 Januari 2013 menjadi sebuah cerita kelam bagi keluarga 2010 Teknik Geodesi. Aura kekecewaan memenuhi gedung kuliah bersama. Senyum pasrah menghiasi wajah setiap mahasiswa yang keluar dari ruang C.101, tempat mereka mengerjakan soal ujian Geodesi Fisis.Muka kusam dan berminyak menandakan betapa terkurasnya tenaga mereka saat itu. Saling menertawakan sesama teman menjadi satu – satunya obat penghibur nestapa. Lelah dan pasrah.

Sore itu, pak Tulus tiba-tiba menghentakkan tangan ke meja dengan keras. “buuggkkk”. “Ayo cepat dikumpulkan. Saya hitung sampai tiga”. ”satu,dua,tiga,empat,lima,..”. katanya sampai tiga doang pak. Waktu sudah menuju limit. Hanya soal nomor dua yang aku jawab masuk akal, selebihnya pasrah kepada Tuhan.
.
galih
Kata Galih saat di parkiran, “Gusti Allah -Tuhan- yang menciptakan kamu aja nggak membuat kamu resah, masak cuma gara-gara pak BDY kamu jadi resah.” Setelah difikir, ada benernya juga ya. Tumben.

Sebelumnya, ketika aku menyapa I’ik dideket tangga lantai satu kampus perkapalan, tiba-tiba Rudi nongol, mendekatkan wajah nya ke arahku, spontan ia berkata “Geodesi is killing me”. cukup kencang dengan intonasi jelas dan wajah ceria, tapi aku tahu, itu hanya ilusi, Rudi ingin menutupi ketidakbisaannya mengerjakan soal.

Kasihan lagi Vauzul, dari siang dia belajar hitungan, bolak-balik ke kamarku-pakaya cuman pengen nanya ngitung excelnya gimana. Setelah masuk kelas, ternyata tak ada soal model hitungan. #ngekkk. Saat ujian dia duduk di depanku, dengan wajah panik dan penuh harap, Vauzul ngomong, “Tun, aku ajarin, aku tadi nggak belajar teori”. Itu lah kalau kita belajar setengah-setengah, ckck. Jangan ditiru ya metode belajar milik kembaran gilang ini.

Ketika sampai kos, sempet aku berfikir, kalau misalnya dapet D, berarti aku harus ngulang di semester 9. Oh Tuhan, padahal aku uda ngomong ke bapak,”Pak, nanti mas wisuda bulan agustus, abis ariyoyo –hari raya idul fitri-”. Gimana ngomong-nya ke bapak.?

Belum lagi harus satu kelas sama Wisnu dan Tatag, karena mereka memang belum ambil Geofis di semester ini. Bayangin aja, besok kalau aku nanya ke Wisnu, "Min, ngerti rumus stoke nggak?", pasti dia nggak akan bicara. Paling senyam senyum sambil ketawa lepas, kayak orang lagi kena efek nyimeng.

Beda lagi Tatag, kalau aku nanya, nanti dibales “bahlul –bodo;bahasa arab– ente tun. Guwe kan juga kagak bisa”. Yaaah, sama-sama nggak bisa bro. Terus sapa yang bisa? Ayu edisi 2011 mungkin, itupun kalo ada. Kalo nggak ada, ya satu kelas pura-pura mati kalo pak BDY nanya.

Jadi, mau nggak mau kita harus dapet nilai A, B, atau C. Bagai NKRI, itu uda harga mati. Ada yang mau memperdalam Geofis? Lukman –temen paling rajin– aja mungkin nggak mau. Jadi keluargaku, Yoomaners, kita harus bersatu dalam komando deni, agar nilai Geofis bagus semua. Semoga.

Apapun harus kita lakukan, mungkin dengan meminta tugas tambahan ke pak BDY. Itu pilihan yang masuk akal, dari pada ngulang di semester 9. Semua orang kan boleh ber-angan, andai 30 anak mendapat nilai D. Apakah kita diam? Tentu tidak.

Kita harus buat sebuah petisi kepada pak BDY, “atas nama kemakmuran rakyat, 2010 dengan resmi menyatakan sikap untuk menolak nilai D untuk mata kuliah  Geofis, apapun alasan-nya” hahaha. Ayo kita suarakan wacana ini. Kalau Heri –mantan wakil ketua BEM FT 2013– bilang, “segera di followup”. Ya itu istilah kece-nya.

Jadi, ini-lah saatnya kita tunjukan ke Geofis kalau 2010 itu angkatan paling kompak. Satu efek positif Geofis telah kita rasakan, yaitu mampu menyatukan kita dalam satu rasa, bagaimana rasanya tidak bisa mengerjakan soal. 

Evaluasi

Memang terlalu bodoh jika kita hanya menyalahkan si Geofis. Memang materinya susah. Ditambah dengan “hobi” pak BDY yang kadang mengubah jadwal kuliah, pasti mengganggu kenyamanan dan mood belajar mahasiswa. Apalagi kalau jadwalnya sore hari. Terkadang juga bapak telat sampai setengah jam lebih. Sedihh.

 Cara penyampaian dan penanaman inti pelajaran Geofis juga kurang saya pribadi rasakan. Tetapi kekurangan bukan hanya milik Geofis dan pak BDY sepenuhnya. Ambil kaca dan lihat-lah wajah anda. Saat pak BDY menerangkan gangguan gaya berat dan teori stoke, kita sedang ngapain di kelas?.

Mungkin Kun sedang menerima orderan My Odjeck. Adib ngurusin bisnis biro travel. Aku baca berita. Mata Aufan setengah melek. Arga, Ijul, Ulil saling curhat di pojok kelas. Udin ngurus teknik cup. Heri ngurus BEM. Aboy pura-pura ngerti. Galih, Ener, Cmed, Chaca bercandaan. Randy baca buku ke-Turki-an. Atha liat koleksi baju di internet. Novi ketawa sendiri nggak jelas.

Kita ibaratkan Geofis itu sebagai suatu kuis, butuh kerjasama pak BDY dan Yooman untuk menjawab-nya. Pak BDY dengan lebih memahami inti materi, pelan-pelan menyampaikan, dan lebih memperhatikan waktu kuliah tambahan. Yooman dengan memperhatikan apa yang disampaikan oleh pak BDY, menghargai guru saat memberikan ilmu perkuliahan, dan berhenti mengeluh “uda terlanjur nggak ngerti, malesss ngikutin”. Dasar mahasiswa.

Uda deh, kita coba aja, jangan lagi males-malesan di kelas. Males itu temen-nya Kun. Jadi lah anak rajin ya Yooman. Biar pinter kayak Lukman. Orang pinter cepet jodohnya. Nggak percaya? tanya Lukman.



Maaf kalau ada salah kata.
Just Kidding Yooman.
>>> Senyum. ^_^  

Andika, sehari sebelum ujian geofis
 


Sehari setelahnya

















"Bahwasanya telah nyata dampak yang ditimbulkan oleh Geofis."

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

10 comments:

Unknown said...

hahahahaha...
ngekek q ntun baca storyne..
andika fotone ganteng bgt (sebelah kiri)...
podo2 evaluasi harus e antara dosen karo mahasiswa..
apa yang dipengen dosen dan apa yang dipengen mahasiswa...
neg perlu adake forum terbuka antara dosen dan mahasiswa ngomong sak terbukane ga bole ada hard feeling soale buat kampus juga walau telat sih wis semester 7...
keep posting ntun...

Unknown said...

haha, syukur kalau menghibur.
Enggak usa sih tul, cukup ngobrol biasa aja, biar lebih enak. hehe.
Just for Fun aja. Biar makin kerasa Yooman-nya.

Ismail Nur Hidayat said...

biasa. masih ada semester 13.

Unknown said...

Hahaha, enggak lah il, Geodesi nggak sekejam Mesin kok.
Geodesi masih punya hati.
Semangat ngampus bang mail.
Emang sih, kayak gini hal biasa di Mesin, makane anak mesin lulus e agak kurang tepat waktu, hehe

Singgih Wahyu said...

follow up ntun hahah

Unknown said...

haha. nasrul ya minta di follow up juga. follow up pake do'a aja duluuu nggih

Dimas said...

hahahaahhahahahahahahahahahahhahahaahahhahaahhahahahaassssssuuuuuuuuuuuuu :ngakak kelingan geofis.
tp paling jleb lagi tun pas bpknya ngmng sama aku tanya geofis gimana ?, openbook kan ? *langsung mak jleb

Unknown said...

hahaha, iya to dim? emang kece banget pak tulus.
sabaaar ya om.

nasrul said...

oke tun,, suk tag bantu petisi lah..

Unknown said...

Beres Om,

Katane Ayu, pak BDY said " Nilai tugas sama ujian bagus2 kok "
semoga benar

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.