Monday, 27 January 2014

Wajah WIN-HT di Bantuan Pemirsa

Posted By: Unknown - 9:00 pm

Share

& Comment

Bakal calon pilpres 2014, WIN-HT, kembali membuat kita tercengang. Bukan lagi perkara kuis dadakan pendongkrak elektabilitas –kuis kebangsaan dan kuis Indonesia cerdas– yang mungkin akan hilang usai pilpres mendatang. Kali ini mereka berbuat “nakal” disaat Indonesia tengah mengalami darurat bencana banjir.

Saat tim RCTI melakukan santunan ke para pengungsi di salah satu daerah bencana, mereka mencantumkan logo, tagline dan gambar WIN-HT. Jangan kaget, memang begitu wajah perpolitikan di Indonesia, tak cerdas sama sekali.

Kesalahan pertama adalah mereka melakukan kampanye saat masa kampanye belum mulai. Bahkan disaat daftar pemilih tetap belum selesai ditetapkan oleh KPU. Secara aturan, mereka telah mencuri start.

Mungkin tak menjadi soal jika seorang penjaga toko pulang setengah jam lebih awal dari jadwal, mungkin hanya pemilik toko yang rugi, kalaupun ketahuan paling dipecat. Akan tapi, menjadi sebuah kesalahan fatal jika yang “maling waktu” adalah pasangan bakal calon pemimpin.

Kedua, barang yang mereka bagikan adalah bantuan “PEMIRSA RCTI”. #hahhh. Jangan kaget. Emang itu fakta-nya. Dana bantuan korban bencana banjir dari masyarakat seluruh Indonesia yang digalang oleh RCTI telah mereka manfaatkan untuk kepentingan politik.

Entah apa yang ada di benak tim sukses mereka. Dengan tega-nya mereka membodohi masyarakat Indonesia. Dengan embel-embel dana bantuan bencana, mereka menciderai ketulusan dan kepercayaan masyarakat. Sungguh, pengkhianatan yang memilukan.

Secara pengalaman, Hary Tanoe memang sudah berpengalaman. Tentu perekonomian Indonesia akan stabil di tangan-nya. Melihat apa yang sudah ia lakukan saat ini, rasa-rasa-nya bakalan tak jauh berbeda dari Sri Mulyani dan Budiyono. Memang mereka pintar, tapi sayang, bukan untuk mensejahterakan masyarakat.

Figur Wiranto juga masih perlu pembuktian. Survey dari beberapa LSM masih kurang memihak kepada sang jendral purnawirawan. Elektabilitas Wiranto masih dibawah tokoh berpengaruh laiknya Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Mahfud MD, atau bahkan anak bau kencur, Abraham Samad, sekalipun.

Perlu lebih dari sekedar ilmu dan pengalaman untuk menjadi seorang pemimpin. Pembuktian kapasitas ketika ia diberikan kepercayaan oleh negara adalah salah satu sudut pandang penilaian masyarakat. Dan yang paling penting, seberapa besar kepentingan masyarakat yang tercermin dalam setiap keputusan yang ia buat.


Oh pemimpin.

About Unknown

Program Studi Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Semarang. Lembaga Pers Mahasiswa Momentum. Rohis Athlas dan INSANI. Sherpa Mapala. Kemendagri BEM KM Undip. Geodet Berbagi. Turun Tangan Semarang. Orang Jawa. Survei Topografi.

1 comments:

Anonymous said...

nice

Copyright © 2013 Ghostwriter™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.