Artikel kiriman dari Ibrahim Noor Faisal -I'ib-
Bagus untuk kalian penggemar politik :
I'ib |
Sebuah judul
lagu yang cukup terkenal di zamanya. Utopia, awal tahun dua ribu kalian akan
sering mendengarnya. Sebuah lagu yang menjadi soundtrack sinetron yang kalian
nantikan hingga belajar tak lagi mengasikkan.
Saat ini Lagu
ini bagaikan sebuah ramalan, menggambarkan sosok yang ada seolah tak berada,
sosok yang jelas terlihat seperti kasat mata, sungguh mengenaskan. Apabila anak
muda merasa dirinya dicampakan oleh pasanganya. Kalian harus bertanya bagaimana
perasaan sosok ini ?
Dan setelah
mendengar jawabanya mungkin kalian akan merasa menjadi manusia yang beruntung.
Mengapa mengenaskan ? Adakah hal lebih mengenaskan selain di tengah keramaian
tapi kalian terasing ? Dilupakan, di buangan dan tak dianggap. Kondisi paling
mengerikan di banding kematian sekali pun.
Mantan gubenur
koperasi simpan pinjam negara yang naik pangkat menjadi wakil raja akibat kesalahan
menambahkan satu angka nol. Hal ini tidak mengherankan saat sinetron menjadi
tayangan yang mendominasi di sebuah negeri.
Sutradara sudah
menyetingnya, pemeran utama memainkan dengan sangat bagus apalagi sang dewi
padi yang seolah mendapat
prestasi
dunia untuk menutupi kesalahan sang raja. Dan saya rasa kalian sangat
menikmatinya. Bukan begitu ?
Sang wakil raja
seperti mati, dia tak pernah terlihat sekalipun mendampingi, sebab dia bukan
permaisuri raja yang selalu setia mendampingi, istri boleh mendampingi dimana
pun dan kemana pun, dan sang wakil raja ? biarkan saja masyarakat tak
mengingatnya, sebab wakil hanya akan mengingatkan para rakyat dengan uang
triliunan yang entah kemana itu, dan itu mengerikan.
Sang raja tak
membiarkan rakyatnya terjebak masa lalu yang menyakitkan, hal yang sangat
mulia. Kalian tak akan pernah menyadari tentang kemuliaan sang raja ini. Sang
raja mungkin berpikiran “Teringat kesalahan mantan saja bisa membuat kalian
trauma apalagi dengan kesalahan sebesar
ini”. Ini akan menyebabkan Kalian tak akan bisa berkembang, dan demi itu
sang wakil raja melakukan ini, perngorbanan ini membuat saya terharu.
Media pun
mengerti dengan skrip sinetron yang ingin dibuat
sang raja, mereka tak dapat berkutik apalagi pemimpin mereka adalah teman-teman baik sang raja,
mereka tak ingin menyakiti perasaan majikanya. Banyak sekali pengorbanan dari
berbagai sisi yang harus dilakukan para pembuat sinetron ini demi rakyatnya
merasa senang,
tenang dan seolah tak terjadi apa apa.
Mungkin cerita
pengorbanan para pembuat sinetron ini apabila di tuliskan dalam sebuah buku
akan menjadi buku best seller yang akan melegenda, buku sekelas laskar pelangi,
sang pemimpi apalagi hanya buku buatan seorang lulusan taruna nusantara yang
tak terkenal seperti rahasia meede dan negara kelima, sudah pasti akan kalah
popularitasnya.
Buku ini akan
terus di kenang dan tanggal penerbitanya akan menjadi hari nasional yang rutin
dirayakan setiap tahunya, pengorbanan para pembuat sinetron ini jelas
mengalahkan pengorbanan Tan Malaka dengan Gerpolek Madilog, atau Moh. Hatta a.k.a Muhammad Attar dengan Vrij Indonesia, atau bahkan pengorbanan sang
proklamator yang tak tergantikan sepanjang masa Ir. Soekarno dengan sembilan
istri untuk sembilan revolusi yang beliau lakukan.
Itu semua tak
seberapa dengan pengorbanan para aktor,
aktris dan semua kru yang membuat sinetron yang sangat menghibur bagi kita,
susah sekali di tebak alur ceritanya dan selalu menimbukan pertanyaan “secepat
inikah negeri ini hancur?” di benak para rakyatnya.
Ini jelas
sinetron yang berkualitas, hampir genap sepuluh tahun masyakat ini terus
menikmatinya. Meski pada tahun kedelapan dan sembilan sinetron ini di guncang
masalah. Lagi lagi para kru dalam sinetron ini mengajarkan tentang
perngorbanan.
Empat
kru dalam rumah produksi ini rela berkata bersalah dan di hukum demi produksi
sinetron yang sangat menghibur rakyat ini di teruskan, mereka rela menerima
pengapnya hotel prodeo. Bahkan salah satu dari keempat kru ini rela di gantung
di monumen nasional yang mirip dengan lambang VOC milik belanda dahulu kala, meski
hukum di kerajaan ini jelas tak mengizinkanya, kecuali mereka adalah teroris
ala Amerika yang notabene banyak alim ulama.
Mungkin yang
menghukum beranggapan, mereka sudah banyak berbuat baik di dunia dan mendapat
banyak pahala, dari pada mereka terus hidup dan berpotesi terjebak dalam dunia
yang semakin gila ini, lebih baik mereka segera mengirimkan teroris ala Amerika
ini ke surga-Nya.
Imajinasi yang bodoh.
Sinetron ini
sungguh mendebarkan bukan ? Hanya dalam sinetron ini kita tak pernah melihat
pemeran utama yang notabene adalah raja dan wakil raja, sinetron ini juga mengajarkan
kami untuk tak perlu prestasi olahraga untuk menjadi menteri, kami bebas dari
mana saja, bahkan seorang penikmat film panas yang bisa menyatakan asli dan
palsu sekalipun.
Dan
hal yang tak terduga lagi saat penasehat hukum berlagak menggantikan peran sang
wakil di samping sang raja. Sungguh tak pernah saya saksikan alur cerita
sebagus ini dalam sinetron sinetron sebelumnya. Dan sungguh saya tak bisa
membayangkan perasaan sang raja jika memang dia masih hidup.
Terima kasih
sang raja atas sinetron dua session mu ini, kami sangat menikmati-nya, dalam setiap
detiknya kami sangat menikmatinya, sinetron ini juga menyadarkan kami tuan,
bahwa negeri ini tak lagi aman, semua jelas seperti permainan, kau ikut ? itu
akan menyenangkan, kau menolak ? Siap siap menjadi pecundang sembali menunggu
kehancuran yang semakin hari semakin jelas kelihatan.
By ibra 7 januari 2014